Belajar Dari Kesalahan

Kesalahan merupakan perbuatan yang sering dan wajar di lakukan oleh manusia, dari kesalahan yang terkecil maupun yang terbesar pasti pernah di alami atau bahkan di perbuat oleh setiap orang. Karena merasa lupa atau khilaf. Kita juga pasti pernah melakukannya, dimana pada saat itu kita akan merasa menyesal, kecewa atau bahkan sedih karena telah melakukan kesalahan kepada orang lain atau pun kepada diri sendiri. Contohnya, kita mempunyai teman atau sahabat dekat yang baik dan akrab dengan kita, tiba-tiba kita tidak sengaja telah melakukan kesalah yang dapat menyakiti hati teman kita itu dengan perkataan dan prilaku kita meskipun itu tidak di sengaja. Saat itulah pasti kita akan merasa menyesal dan bersalah. Dan contoh lainnya, saat itu kita sedang mengerjakan soal ujian sekolah, tiba-tiba kita melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal ujian tersebut karena kita dalam mengerjakannya tidak hati-hati dan kurang teliti. Maka kita akan merasa menyesal. “Asstagfirullah… kenapa saya pada saat mengerjakan soal ini tidak teliti, jadinya banyak soal yang saya jawab salah.” Mungkin itulah perkataan yang akan dikatakan oleh kita yang merasa menyesal kepada diri kita sendiri.

Nah, saya mau sedikit cerita nihh!!! (boleh ga?) tentang pengalaman saya membuat kesalahan yang cukup fatal untuk saya dan orang lain. Pada waktu itu saya terpilih menjadi pemain TIMNAS (halah.. timnas, kos nu heueuh wae) futsal SMP saat masih sekola dulu yang akan mengikuti Turnamen Futsal GAMAGUDABO Cup antar SMP se-Kota Bogor yang diadakan di GOR (Gedung Olahraga) Padjajaran Bogor. Pada pertandingan pertama tim saya yang di perkuat oleh semua teman-teman saya yang sama-sama mengikuti Eskul Futsal melawan tim dari SMP lain. (yaiyalah, masa dari Manchester United bisa-bisa nanti saya di bantai dan di cukur abiss alias di butakkin. Hehe).

Pertandingan pun segera di mulai dengan Kickoff babak pertama. Kami pun bermain dengan santai, rileks, focus dan tetap menjaga konsentrasi dengan baik dengan mengandalkan teknik serta skill yang dimiliki oleh kami yang katanya sedikit unggul diatas para pemain lain dari sekolah yang mengikuti Turnamen tersebut. (maaf nihh,,, bukannya sombong tapi tengil saeutik. Hehe) dan tidak lupa dengan mengandalkan strategi pergerakan tanpa bola para pemain setelah melakukan Passing atau dalam bahasa kita namanya Overan, bukan Overan Van Java! Layaknya para pemain sepak bola kelas dunia seperti Lionel Messi (pemain terbaik Dunia tahun 2010), Diego Forlan (pemain terbaik Piala Dunia 2010), KAKA’ atau nama lengkapnya ‘Ricardo Izecson Dos Santos Leite’ David Villa, dan Cristiano Ronaldo yang merupakan pemain termahal pada saat ini dengan nilai transfer 1,3 Triliyun Rupiah (weleh-weleh, itu uang kalo di beliin premen bisa dapat berapa Truk ya?)

Permainan berlangsung dengan cepat, kedua tim silih berganti melakukan pareasi-pareasi serangan untuk menciptakan sebuah peluang, yang akan di manfaatkan menjadi Goal. Kemudian kami unggul dengan skor 3-2 (lho ko? Baru aja maen, udah 3-2. Biarlah untuk menyingkat waktu!) Disitulah saya membuat kesalahan dengan tidak sengaja mencetak Goal ke gawang sendiri alias Goal bunuh diri tapi bukan dengan cara gantung diri, dalam pertandingan yang syarat gengsi itu. wahh,,, ternyata dalam permainan pun ada acara gengsi segala, kirain saya orang aja yang mempunyai gengsi. Kedudukan pun berubah menjadi 3-3 dan wasit pun akhirnya meniupkan peluitnya yang menandakan pertandingan telah selesai dengan skor akhir sama kuat 3-3. Saya pun setelah pertandingan tersebut merasa menyesal dan sangat bersalah karena kemenangan yang sudah di depan pintu, eh sorry di depan mata harus sirna oleh kesalahan saya yang membuat Goal bunuh diri. Namun Coach dan teman-teman saya mengingatkan supaya tidak berlarut-larut dalam penyesalan dan kesedihan. Saya pun jadi semangat yang tadinya sudah madesu (masa depan sukses! Hehe) maksudnya masa depan susah, akhirnya tekad saya berdiri kembali untuk tetap semangat dan rajin serta giat lagi dalam berlatih untuk jadi lebih baik dari sebelumnya . Kami pun mulai berlatih dan belajar dari sebuah kesalahan yang pernah di buat saat pertandingan pertama tadi.

Akhirnya, setelah kami rajin dan giat berlatih dan tidak lupa belajar dari kesalahan kami masing-masing. Kami pun terus melaju bagaikan Valentino Rossi yang terus melaju sampai garis finish, sampai akhirnya kami masuk final di Turnamen tersebut yang diadakan setiap setahun sekali. Dan menjadi Runner-up alias juara kedua karena kalah dari SMP Budi Mulia dengan skor 3-4. Kami pun merasa senang dan bahagia meskipun hanya menjadi juara kedua. Tapi itulah sebuah prestasi kami yang belajar dari sebuah kesalahan.

Nah, itulah sedikit pengalaman saya yang membuat kesalahan. Bahkan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan yang saya lakukan kepada diri sendiri maupun kepada orang lain dan tidak menutup kemungkinan kesalahan saya kepada yang membaca Artikel, tulisan, note atau pun catatan ini. Saya sebagai manusia biasa hanya bisa meminta maaf kepada kalian semua, Bro N’ Sist kalau ada perkataan dan perilaku saya yang tidak berkenan dan bahkan mengganggu Bro N’ Sist. Kita juga sama-sama tahu bahwa manusia itu tidak akan pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan, dan kita tidak aka pernah luput dari kedua hal tersebut karena eh karena kita bukan makhluk yang sempurna yang selalu taat dan patuh kepada Tuhan YME yakni Allah SWT, kadang kala kita melakukan kekhilafan dan kesalahan kepada-Nya.

Jadikanlah kesalahan itu sebagai bahan pelajaran yang berharga untuk kita seperti layaknya pengalaman yang mempunyai istilah atau kata mutiara, ‘Pengalaman adalah guru terbaik’. Seharusnya kesalahan pun bisa di jadikan guru yang terbaik untuk kita. Pelajarilah semua kesalahan-kesalahan Bro N’ Sist terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain dan tidak lupa kesalahan yang telah kita perbuat kepada Allah SWT yang merupakan Tuhan kita, sebagai catatan atau rangkuman untuk menjadi lebih baik dan berprestasi di masa depan kita.

Jangan lupa dan jangan malu untuk meminta maaf atas kesalahan-kesalahan kita kepada orang lain terutama kepada kedua orang tua karena hal itu yang akan mempererat dan mengokohkan tali silaturahmi dan persaudaraan antar umat manusia terutama dalam ukhuwah islamiyah. Tetaplah menjadi pribadi yang selalu semangat untuk menjalani hari esok yang lebih suram (maksudnya cerah) indah, dan baik dari hari-hari sebelumnya. Buanglah jauh-jauh semua perasaan kesal, sedih, kesewa, menyesal, pesimis dan malas yang ada pada diri Bro N’ Sist, Insya Allah itulah kunci sukses untuk kehidupan anda di masa depan untuk selalu beprestasi, jadilah muslim yang soleh dan soleha yang selalu mencintai dan menyayangi saya, eh sory yang selalu mecintai dan menyayangi Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, Agama Islam, keluarga, sahabat, teman, dan diri sendiri. (Tapi kalo ada yang mau mencintai dan menyayangi saya boleh lah sekalian amal. Hehe).
Semoga Artikel ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Bro N’ Sist
Semoga rahnat, karunia, nikmat, hidayah, inayah serta Ridha-Nya selalu di berikan kepada Anda semua My Bro N’ My Sist. Amin

Sebuah Komitmen

Ada cerita dimana ada dua orang anak yang saling menyukai dan mencintai satu sama lain. Meskipun umur mereka baru belasan tahun. Yang satu baru kelas 1 SMA dan yang satunya lagi sudah kelas 3 SMP. Mereka sudah saling menyukai dan mencintai sejak masih bersekolah di SMP dulu, si wanita waktu baru kelas 2 SMP dan sementara si pria sudah kelas 3 SMP yang sebentar lagi akan lulus dan selesai belajar di SMP dan untuk selanjutnya akan melanjutkan pendidikan serta belajarnya ke tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya yakni belajar dan bersekolah di SMA.
Kemudian setelah mereka saling bertemu dan saling mengenal satu sama lainnya, maka timbulah sesuatu yang ada di dalam hati dan perasaan mereka berdua yaitu sebuah perasaan saling tertarik, menyukai, dan mencintai di antara mereka. Wajar (bukan wajib di hajar) dan sudah ga aneh lagi kalo pada masa-masa anak remaja atau dewasa saat ini, apalagi pada masa-masanya sekolah pasti sering muncul-muncul, terbit-terbit, dan nonghol-nonghol perasaan tertarik pada lawan jenis yaitu perasaan suka dan perasaan C.I.N.T.A kaya judul lagu ajaa… hehe!!
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun ikut-ikutan berganti tahun. Akhirnya mereka berdua pun yakin bahwa orang yang mereka sukai dan cintai itu sama-sama mempunyai perasaan yang sama dalam artian mereka sudah tahu bahwa mereka saling menyukai dan mencintai. Kemudian si pria pun lulus dari SMP sementara si wanita mulai naik kelas ke kelas 3 SMP yang berarti tahun terakhir dia belajar di SMP. Setelah itu si pria pun membuat komitmen atau berkomitmen kepada wanita tersebut, isi dari komitmennya itu adalah ‘Kamu mau nggak klo kita membuat komitmen serta berkomitmen untuk kita berdua, antara aku dan kamu tapi untuk selamanya. Klo aku ada umur dan kita masih mempunyai komitmen tersebut. Aku juga nanti klo udah punya pekerjaan yang tetap, aku akan melamar kamu! Kamu mau nggak? Itulah komitmen yang di katakana dan di buat oleh pria kepada wanita tersebut.
Bro N’ sist, pasti pernah dengar dan tau donk! Cerita tentang Romeo&Juliet yang berkomitmen untuk setia sehidup dan semati. (yang ga tau, kasian banget tuhh… hehe).
Bahkan ada ni ceritanya dari teman saya yang versi plesetan, bodoran, atau lawakannya dari percakapan antara Romeo&Juliet. Nihh.. klo kata teman saya !
Ada sebuah kisah tentang Romeo&Juliet, pada waktu itu mereka berdua sedang berada di tepi pantai sambil melihat air laut yang begitu luas dan indah. Romeo bertanya kepada Juliet, “Sayang… kita akan setia sehidup semati kan?” lalu kemudian Juliet pun menjawab pertanyaan Romeo tersebut dengan sangat yakin dan seyakin-yakinnya tanpa ada sedikitpun rasa ragu di di dalam benak dan hatinya. “Ki… taaa….??? Loe aja kali Goe Nggak!”. Itulah cerita versi dari teman saya itu.
Nah, ada lagi nihh… film Romeo&Juliet versi Indonesianya! Pasti Bro N’ Sist pernah nonton donk filmnya di bioskop. Klo yang belum nonton, mulai dari sekarang detik dan menit ini langsung aja cari dan beli VCD, DVD, dan kasetnya di toko bangunan eh sorry di toko kaset terdekat dan termurah di kota anda! (wuahh.. jadi kaya iklan nihh) atau klo ga mau beli di toko kaset, bisa aja langsung pergi dan mangkal di Warnet, terus nanti Download aja filmnya meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, kurang lebih 2 jam lamanya. Aduhhh,,, Sorry-menyorry nihh ane jadi nitah bin nyuruh sama Bro N’ Sist, hehe… Saya cumin ngasih saran doank, gimana caranya klo mau nonton Film tersebut. Klo bisa ikutin tuhh saran saya tadi (Sama aja itu juga nitah-nitah juga sama Bro N’ Sist. Hehe)
Judul filmnya sih sama Yaitu Romeo&Juliet, tapi ceritanya yang saeutik binti sedikit beda dengan versi Bolywood (maksudnya Holywood) yaitu menceritakan ada dua supporter besar sepak bola yang sudah sejak lama saling bermusuhan dan selalu menjadi musuh bebuyutan (cenah mah!!!) antara supporter dari kota Jakarta yang menjadi pendukung Persija yang biasa disebut ‘The Jack Mania’ dengan sopurter dari kota Bandung yang mendukung Persib yang disebut ‘The Viking’ atau yang biasa disebut sama orang Sundanese (halahh… Sundanese) yakni ‘Bobotoh’
Pada waktu itu supporter Persib datang ke Jakarta yang akan menonton pertandingan antara tuan rumah Persija melawan Persib, yang merupakan pertandingan BIG MATCH pada saat itu. Setelah selesai menonton pertandingan tersebut, para Bobotoh lansung pulang ke Bandung dengan memakai kendaraan Mobil dan Bus. Kemudian tiba-tiba di tengah jalan yang kalo ga salah lokasinya di kota Tangerang (itu juga kalo ga salah, berarti benar!) ada sekolompok masa yang memakai baju orange yang menjadi ciri khas supporter Persija yakni The Jack Mania, yang menamakan kelompok mereka tersebut sebagai supporter The Jack Mania ‘garis keras’ menyerang Bus dan mobil yang di tumpangi oleh para bobotoh Persib. Pada saat penyerangan itulah ada salah satu wanita yang berada di dalam Bus tersebut yang merupakan Supporter dari Persib. Kemudian ada salah satu seorang laki-laki dari masa kelompok yang melakukan penyerangan ke Bus tadi, dia melihat ada salah seorang wanita di dalam kawanan para bobotoh Persib. Disitulah awal munculnya benih-benih cinta di antara mereka berdua.
Setelah sekian lama, akhirnya laki-laki itu pun nekat pergi dan datang ke Bandung yang sama saja dengan nekat memasuki kandang Harimau, untuk mencari wanita yang pernah di lihatnya dalam penyerang waktu itu, dengan menghilangkan identitasnya yang merupakan seorang supporter The Jack Mania, supaya tidak di serang oleh para Bobotoh Viking. Kemudia mereka pun bertemu dan akhirnya saling mengenal, setelah perkenalan itu pun akhirnya mereka saling menyukai dan mencintai. Dan mereka pun membuat komitmen, ‘Mereka akan selalu bersama dan saling mencintai meskipun keluarga, kerabat serta teman-teman mereka saling bermusuhan serta tidak mendapat restu dari dari kedua orang tuanya karena mereka adalah anak-anak dari ketua supporter The Jack Mania dan supporter The Viking yang merupakan musuh bebuyutan’. Itulah komitmen mereka berdua.
Kurang lebihnya itulah ringkasan ceritanya, kalo ada yang ga jelas dan pengen tahu yang lebih lengkapnya, langsung aja tonton filmnya, hehe…

Arti Komitmen
Dari sedikit cerita di atas, pasti Bro N’ Sist tau donk apa itu arti komitmen dan buat apa komitmen itu di buat, hayoo… siapa yang tau, apa itu komitmen? Menurut saya pribadi dan bukan dari umum, arti komitmen itu adalah janji, kesepakatan dan persetujuan yang harus di tepati. So, komitmen itu sebuah kalimat atau perkataan yang di buat, di ucapkan dan di bicarakan oleh yang mempunyai komitmen kepada yang akan di berikan komitmen tersebut.
Mempunyai komitmen tidak juga harus kepada orang lain, tapi bisa juga kita bekomitmen kepada diri sendiri, misalnya kita berkomitmen atau berjanji untuk menjaga tubuh kita dari penyakit, menjaga tubuh kita supaya tetap sehat dan fresh, terhindar dari obat-obatan terlarang yang di haramkan oleh agama serta kita berkomitmen untuk menjaga harga diri dan nama baik diri kita dan sanak family. Berkomitmen untuk tidak putus asa, karena berputus asa menandakan bahwa kita itu lemah dan tidak punya kemauan dan kemampuan di depan mata orang lain. Saya jadi ingat tentang perkataanya Vince Lombard yang mengatakan. ‘Sekalipun kamu belajar berputus asa, maka akan menjadi kebiasaan’.
Nah, tetaplah berkomitmen untuk tetap semangat, tidak melakukan hal-hal yang negatif, apalagi sampai mempunyai negative thingking. Berbuat baik dan menolong lah kepada orang lain. Itulah sedikit arti dari komitmen. Mungkin Bro N’ Sist ada juga yang berpendapat sama seperti saya dan juga ada yang tidak berpendapat sama saya seprti saya, itu sihh hak-hak antum, anti, ikhwan, ukhti, you, ente dan maneh serta kalian semua. Dan saya tidak memaksa (emangnya saya Bapak dan Ibu kalian yang harus memaksa supaya anaknya rajin belajar, sholat, dan ngaji. Hehe) maklum kan anak sekarang kalo tidak di paksa sama ortunya ga bakal mau belajar.

Komitmen Terhadap Allah SWT dan Islam
Hay sobat, kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling mulia karena telah diberikan akal, otak, dan pikiran berbeda dengan ciptaan Allah yang lainnya seperti hewan dan binatang yang hanya diberikan nafsu saja oleh Allah SWT. Kita dengan adanya akal dan pikiran serta otak, seharusnya kita menggunakan, memanfaatkan, dan memaksimalkan semaksimal mungkin potensi akal yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita dengan cara gratis dan tidak dipungut biaya sepersen pun, coba kalau misalnya Allah menyuruh kita untuk membelinya. Apakah kita akan sanggup untuk membayarnya?
Nah, seharusnya kita berpikir tentang apa yang harus kita lakukan dan kerjakan di dunia ini. Apakah kita hidup hanya untuk bersenang-senang, berfoya-foya, berpesta ria, dan menghambur-hamburkan kemaksiatan yang di larang oleh Allah dan Islam. Tidak mungkin kan kita mepunyai bahkan berpikiran seperti itu karena berpikir seperti itu akan membawa petaka dan bencana buat kita di dunia maupun di akhirat kelak. Seharusnya kita berpikir tentang apa yang menjadi tiga pertanyaan besar yang ada pada diri manusia yakni. Pertama, manusia berasal darimana? Kedua, Untuk apa? Dan yang ketiga, mau kemana?
Pertama, manusia berasal dari yang menciptakan yaitu Allah SWT. Allah dengan segala kekuasaanya menciptakan manusia dari tanah, bukan dari api karena dari api yang bekobar-kobar dan menyala Allah telah menciptakan Setan dan Jin yang masuk ke dalam golongan Jin, dan bukan pula manusia itu di ciptakan dari cahaya atau dalam bahasa arabnya Nur, karena dengan nur atau cahaya Allah telah menciptakan Malaikat yang selalu berbakti, patuh, dan taat kepada Allah SWT.
Kedua, setelah manusia diciptakan. Manusia hidup untuk apa? Tidak lain dan tidak bukan, manusia hidup hanya untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT yang telah memberi kita nikmat yang tidak terhingga dan tidak terhitung oleh kita berapa jumlahnya, mulai dari nikmat yang terkecil sampai nikmat terbesar yang telah Allah ciptakan dan berikan untuk kita sebagai manusia yang merupakan hamba-Nya.
Ketiga, manusia setelah hidup. Mau kemana? Apakah setelah hidup manusia nantinya hanya akan mati dan meninggal begitu saja dan terkubur dalam tanah untuk selamanya. Pertanyaan itu salah! Kita setelah hidup dan akan merasakan kematian untuk selanjutnya kembali kepada sang pencipta yang dulu telah menciptakan kita, yaitu Allah SWT. Nanti di akhirat kelak yang merupakan kehidupan yang kekal dan abadi untuk selamanya buat kita dengan membawa bekal amal perbuatan baik dan buruk. Perbuatan amal baik dan buruknya tergantung pada diri kita sendiri terhadap apa yang telah kita kejakan dan lakukan semasa hidup di dunia. Dan apakah nanti kita akan masuk Surga atau Neraka? Allahu ‘alam.
Nah, dari itu mulai sekarang sobat Bro N’ Sist kita harus sudah mempunyai dan memiliki komitmen kita untuk apa kita hidup di dunia. Apakah untuk melakukan segala kemaksiatan yang jelas-jelas telah dilarang oleh Allah dan apakah kita hidup hanya untuk beriman dan bertakwa yang jelas-jelas telah diperintahkan oleh Allah kepada kita melalui Nabi dan Rasul yakni Nabi Muhammad SAW serta melalui wahyu yang telah disampaikan dan diberikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk kita yaitu Al-Qur’anul karim.
Tidak ada kata dan waktu terlambat untuk kita bersama, untuk belajar dan berkomitmen terhadap Allah dan ajaran Islam. Mulailah belajar dari yang terkecil sampai terbesar serta dari yang termudah hingga tersusah. Belajarlah untuk mencintai Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan Agama Islam, serta belajar untuk menjadi orang yang beriman dan bertakwa yang selalu menjauhi bahkan meninggalkan semua larangan-laranganNya dan mengerjakan dangan ikhlas dan sabar segala perintah-perintahNya, yang Insya Allah baik untuk kita semua yang menjadikan kita sebagai hamba-hambNya yang senantiasa taat dan patuh terhadap Allah SWT.
Semoga senantiasa kita selalu mendapatkan berkah, karunia, nikmat dan pertolongan serta ampunan dari Allah SWT. Amin

8 kiat mempererat ukhuwah (persaudaraan sesama muslim)

dakwatuna.com – Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) bukanlah teori. Ini adalah ajaran praktis yang bisa kita lakukan dalam keseharian. Karena itu, nikmatnya ukhuwah tidak akan bisa kita kecap, kecuali dengan mempraktikannya.

Jika delapan cara di bawah ini dilakukan, Anda akan merasakan ikatan ukhuwah Anda dengan saudara-saudara seiman Anda semakin kokoh.

1. Katakan bahwa Anda mencintai saudara Anda

عَنِ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: إِِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أََنَّهُ يُحِبُّهُ

Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta kepadanya.” (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits shahih)

عَنْ اَنَسٍ: اَنَّ رَجُلاً كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ فَمَرَّ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ اِنّي لأحِبُّ هَذَا فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ أَعْلَمْتَهُ؟ قَالَ: لا، قَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: أعْلِمْهُ فَلَحِقَهُ فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّكَ فِى اللهِ فَقَالَ: أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِى لَهُ

Anas r.a. mengatakan bahwa seseorang berada di sisi Rasulullah saw., lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia, ya Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia?” Orang itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang yang dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” (Abu Dawud, dengan sanad shahih)

Jadi, jangan tunda lagi. Katakan cinta kepada orang yang Anda cintai.

2. Minta didoakan dari jauh saat berpisah

عَنْ عُمَرَبْنِ الْخَطَابِ قَالَ: اِسْتَأْذِنْتُ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ فِى الْعُمْرَةِ فَأَذِنَ لِي فَقَالَ: لاَ تَنْسَنَا يَا اُخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ فَقَالَ: كَلِمَةً مَا يَسُرُّنِى أَنَّ لِى بِِهَا الدُّنْيَا، وَفِى رِوَايَةٍ قَالَ: أَشْرِكْنَا يَا أُجَيَّ فِى دُعَائِكَ

Umaق bin Khaththab berkata, “Aku minta izin kepada Nabi Muhammad saw. untuk melaksanakan umrah, lalu Rasulullah saw. mengizinkanku.” Beliau bersabda, “Jangan lupakan kami, wahai saudaraku, dalam doamu.” Kemudian ia mengatakan satu kalimat yang menggembirakanku bahwa aku mempunyai keberuntungan dengan kalimat itu di dunia. Dalam satu riwayat, beliau bersabda, “Sertakan kami dalam diamu, wahai saudaraku.” (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan shahih)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ : وَلَكَ بِمِثْلٍ

Rasulullah saw. bersabda, “Tidak seorang hamba mukmin yang berdoa untuk saudaranya dari kejauhan malainkan malaikat berkata, ‘Dan bagimu seperti itu’.” (Muslim)

3. Bila berjumpa, tunjukkan wajah gembira dan senyuman

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُفِ شَيْئاً وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ

Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (Muslim)

4. Berjabat tangan dengan erat dan hangat

Berjabat tanganlah acapkali bertemu. Sebab, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (Abu Dawud)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَا مِنْ مُسْلِمِيْنَ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا

5. Sering-seringlah berkunjung

Nabi Muhammad saw. bersabda, “Allah swt. berfirman, ‘Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberli karena Aku’.” (Imam Malik dalam Al-Muwaththa’)

6. Ucapkan selamat saat saudara Anda mendapat kesuksesan

عَنْ اَنَسٍ بن مالك قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَنْ لَقِيَ أَجَاهُ بِمَا يُحِبُّ لِيَسُرَّهُ ذَالِكَ سَرَّةُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (Thabrani dalam Mu’jam Shagir)

Jadilah Anda orang yang paling pertama mengucapkan selamat kala saudara Anda menikah, mendapat anak, menempati rumah baru, pergi haji, naik jabatan, dan lain-lain.

7. Berilah hadiah terutama di waktu-waktu istimewa

عَلَيْكُمْ بِالْهَدَايَا فَإِنَّهَا تُوْرِثُ الْمَوَدَّةَ وَتُذْهِبُ الضَّغَائِنَ

Hadits marfu’ dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (Thabrani)

عَنْ عَائِشَةَ: تَهَادَوْا تَحَابُّوْا

Thabrani juga meriwayatkan hadits marfu’ dari Aisyah r.a. bahwa, “Biasakanlah kamu saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”

8. Berilah perhatian dan bantu keperluan Saudara Anda

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ.

Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (Muslim)

Karena itu, jadikan diri Anda orang yang paling dahulu membantu kala saudara Anda membutuhkan.

Sumber :
Dakwatuna.com

Mari Bersama kita jaga ukhuwah diantara kita :-). Wassalam

Khilafah Islamiyah, Negara bagi umat islam sedunia

Kehidupan umat Islam tanpa Daulah Khilafah penuh dengan kehinaan dan keterpurukan. Bidang-bidang kehidupan umat seperti sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya jauh dari aturan Allah SWT. Umat pun tidak memiliki benteng yang mampu melindunginya, sehingga negara-negara imperialis Barat dapat terus melestarikan hegemoninya atas umat Islam. Karenanya, eksistensi Khilafah sangatlah urgen. Selain itu, tegaknya hukum-hukum Islam secara menyeluruh yang tak dapat sempurna terwujud tanpa Khilafah merupakan kewajiban dari Allah SWT yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Untuk itu, perlu ada perjuangan mengembalikan Khilafah. Jalannya tidak dapat lain kecuali mengikuti metode Rasululah SAW. Di samping itu, diperlukan langkah-langkah strategis ataupun praktis dalam menjalankan metode tersebut. Menegakkan Khilafah bukan perkara utopis, karena secara i’tiqodiy dan juga berdasarkan tinjauan sejarah dan realitas kekinian, Khilafah adalah suatu keniscayaan.

Urgensi Penegakan Khilafah Islamiyah
Kehidupan Islam secara nyata mulai ditegakkan Rasulullah SAW di Madinah semenjak Rasulullah dan para shahabatnya berhijrah dari Makkah Al Mukarramah ke kota itu pada tahun 622 M. Setelah beliau SAW berpulang ke haribaan Allah SWT, kehidupan Islam pun dilanjutkan oleh para sahabat di bawah pimpinan Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, lalu Ali bin Abi Thalib.

Puluhan Khalifah dari kalangan Umawiyyin, Abbassiyin, dan Utsmaniyyin terus melanjutkan kehidupan Islam yang mulia itu, hingga hancurnya Daulah Khilafah Islamiyyah yang berpusat di Turki pada tanggal 3 Maret 1924, setelah Musthofa Kamal yang murtad mengumumkan penghapusan Khilafah di hadapan Dewan Nasional Raya Turki.

Setelah itu tidak ada lagi kehidupan Islam. Yang ada hanyalah kehidupan orang-orang Islam yang menerapkan aturan Islam sebagian kecilnya saja dan meninggalkan sebagian besar lainnya. Yang ada hanyalah kehidupan sekuleristik yang menceraikan kehidupan dari agama.

Sejak musnahnya payung dunia Islam itu, umat Islam di berbagai belahan dunia hidup nista dan terlunta-lunta didera krisis demi krisis yang seakan tiada pernah berakhir. Wilayah Islam yang semula luas terbentang di seluruh jazirah Arab, Syam, Irak, Turki, semenanjung Balkan, sebagian Asia Tengah, Afrika Bagian Utara, bahkan sebagian Eropa Barat, Asia Tenggara dan Selatan, terpenggal-penggal menjadi lebih dari lima puluh kepingan kecil wilayah yang dikuasai oleh penjajah yang kafir. Jazirah Arab, wilayah Syam, Irak, Asia Selatan dikuasai Inggris, Afrika Bagian Utara dikuasai Perancis, demikian halnya dengan wilayah lainnya. Meskipun mulai dekade 40-an hingga 60-an wilayah-wilayah itu satu per satu merdeka , yakni terbebas dari penjajahan secara fisik (militer), tapi sesungguhnya pengaruh penjajahan tetap saja bercokol di wilayah-wilayah itu dalam berbagai bentuk penjajahan gaya baru di bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, biologis, dan lainnya melalui para penguasa muslim yang menjadi boneka kaum imperialis.

Kaum muslimin akhirnya terpecah-belah dan bercerai-berai dalam kerangkeng puluhan negara bangsa (nation-state) dan dibelenggu oleh batas teritorial yang berbasis pada paham nasionalisme yang sempit. Sekalipun boleh jadi kaum muslimin masih memiliki perasaan ukhuwah Islamiyah, namun perasaan tersebut hanya berhenti sebatas emosi kosong belaka, yang tidak dapat diwujudkan secara konkret untuk membela kepentingan kaum muslimin yang sedang menderita di seluruh pelosok dunia, karena dihalangi oleh sikap dan orientasi politik masing-masing negara yang berhaluan nasionalistis. Padahal Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya kaum mukminin itu bersaudara (QS. Al Hujurat : 10)

Di negeri masing-masing, kaum muslimin mengalami berbagai problem yang sangat berat. Untuk wilayah yang miskin dan melarat, kemiskinan menjadi pemandangan sehari-hari yang memprihatin-kan. Penindasan oleh penguasa, korupsi, kedzaliman, kebodohan, kebejatan moral, dan kerusakan lingkungan ibarat cerita bersambung yang tak pernah diketahui kapan akan tamat.

Secara internasional, wilayah-wilayah itu juga tak henti-hentinya menjadi objek jarahan, eksploitasi, dan penindasan negara-negara adidaya. Emas di Indonesia habis diangkut ke Amerika dan Kanada melalui Freeport, minyak di negara-negara Teluk tandas disedot melalui politik perdagangan yang culas dan curang.

Ternyata, semua tragedi memilukan ini bukanlah akhir cerita. Di bidang kemanusiaan, terjadi pembantaian yang kejam terhadap kaum muslimin di Palestina, Bosnia, Kosovo, Maluku, dan wilayah lainnya. Di bidang ekonomi, para penguasa yang sebenarnya tidak becus mengurus negara itu rela didikte secara hina tanpa berani memberikan bantahan apalagi perlawanan terhadap pihak-pihak asing yang menyetir berbagai kebijakan. Utang luar negeri, persoalan perbankan, pergantian pejabat BUMN, rekapitalisasi perbankan, subsidi listrik dan BBM, bahkan penentuan bea masuk impor beras pun tidak lepas dari tekanan, intimidasi, dan teror negara-negara Barat melalui IMF. Dalam bidang politik, kaum muslimin harus menerima kenyataan pahit : tidak dapat menentukan nasibnya sendiri. Kaum muslimin di berbagai belahan dunia dipenjara aqidah dan pemikirannya dalam penjara-penjara demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme. Sekularisme menjadi paham sakral yang betul-betul disucikan dan diagung-agungkan, seolah-olah para perumusnya adalah orang-orang ma’shum yang mustahil tersentuh dosa. Ucapan-ucapan propagandisnya dianggap firman atau sabda suci yang bernilai benar secara absolut, yang haram untuk dibantah. Sebagai contoh, di Indonesia sendiri Presiden Gus Dur menyatakan bahwa agama jangan dijadikan institusi dalam kehidupan negara.Katanya, Biarkan agama berkembang, negara tidak usah campur tangan. (Republika, 23/3/2000). Ketika membuka Kongres Muslimat NU XIV di Istora Senayan hari Senin 27 Maret 2000 lalu, Gus Dur kembali menyatakan bahwa negara Islam itu tidak wajib. Selain itu, menurutnya mereka yang menghendaki negara Islam hanyalah orang-orang yang gagal memahami hakikat ajaran Islam.Dengan mulutnya Gus Dur berkata, Saya sendiri dalam menjalankan pemerintahan juga berpegang pada keputusan para ulama, yaitu kita tidak wajib mendirikan negara Islam, melainkan wajib menegakkan keimanan Islam dan akhlak Islam di dalam diri orang-orang yang percaya. Dengan kata lain, tidak ada kewajiban mendirikan negara Islam. Kalau ini tidak diterima orang, bagi saya orang itu belum paham. (Kompas, 28/3/2000). Agama betul-betul dikebiri secara total dan hanya diperankan secara formalitas di pojok-pojok masjid dalam perkara ibadah ritual. Dalam kehidupan, agama hanya dijadikan semacam spirit, etika, moral, semangat, ruh, atau entah istilah apa lagi yang intinya adalah mengingkari peran Islam secara total dan holistik untuk mengatur kehidupan manusia. Dalam bidang pendidikan, putera-puteri kaum muslimin terus dicekoki dan didoktrinasi dengan persepsi-persepsi kapitalis yang penuh dengan kerancuan dalam sistem pendidikan sekuler yang serba materialistik. Diskursus pemikiran dan budaya yang sangat berbahaya dan bertentangan dengan Islam seperti dialog antar agama dibiarkan merajalela untuk meracuni, membodohi, dan memurtadkan kaum muslimin.

Semua krisis ini menunjukkan betapa keroposnya pertahanan umat Islam menghadapi hegemoni negara-negara Barat dan segenap agen-agennya dari kalangan penguasa yang zalim dan kejam. Umat Islam yang jumlahnya lebih dari 1,2 milyar tak ubahnya bagai lautan buih yang tak memiliki kekuatan apa-apa. Realitas demikian sungguh bertolak belakang 180 derajat dengan kondisi umat yang sedemikian jaya saat Daulah Khilafah Islamiyah tegak selama lebih dari 1000 tahun.

Jelaslah, tanpa Daulah Khilafah Islamiyah (biasa disingkat Khilafah) kaum muslimin akan hidup bergelimang dengan kehinaan dan keterpurukan. Mereka terpecah belah menjadi puluhan negara, kekayaannya dirampok dan diangkut ke luar negeri, kezhaliman negara-negara imperialis Barat tak mampu dilawan, hukum-hukum kufur merajalela dengan leluasa, dan anak cucu Adam semakin jauh dari sifat fitri kemanusiaannya. Sementara itu hukum-hukum Allah yang adil, agung, dan mulia teronggok secara nista hanya dalam kitab-kitab fiqih yang usang dan berdebu. Kalaupun dikaji, hukum-hukum yang mulia itu hanya sekedar menjadi pengetahuan dan konsumsi otak belaka, jauh dari penerapannya dalam kehidupan nyata.

Pada gilirannya, kaum muslimin akan terhalang untuk taat melaksanakan aturan-aturan Islam dalam setiap aspek kehidupan. Padahal, untuk itulah sebenarnya manusia diciptakan. Allah SWT berfirman :

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada-Ku. (QS. Adz Dzariyat:56)

Berdasarkan semua uraian ini, tak dapat disangkal lagi, bahwa tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah memang sesuatu yang sangat urgen bagi kaum muslimin.

Menegakkan Khilafah : Wajib
Secara ringkas, Imam Taqiyyuddin An Nabhani mendefinisikan Daulah Khilafah sebagai kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum Syariat Islam dan mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia (Imam Taqiyyuddin An Nabhani, Nizhamul Hukmi fil Islam, hal. 17).

Dari definisi ini, jelas bahwa Daulah Khilafah adalah hanya satu untuk seluruh dunia. Karena nash-nash syara’(nushush syar’iyah) memang menunjukkan kewajiban umat Islam untuk bersatu dalam satu institusi negara. Sebaliknya haram bagi mereka hidup dalam lebih dari satu negara.

Kewajiban tersebut didasarkan pada nash-nash Al Qur`an, As Sunnah, Ijma’ Shahabat, dan Qiyas. Dalam Al Qur`an Allah SWT berfirman :
Dan berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai¦ (QS Ali Imraan : 103)

Rasulullah SAW dalam masalah persatuan umat ini bersabda :
Barangsiapa mendatangi kalian sedang urusan (kehidupan) kalian ada di bawah kepemimpinan satu orang (Imam/Khalifah) dan dia hendak memecah belah kesatuan kalian dan mencerai-beraikan jamaah kalian, maka bunuhlah dia! (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda :
Jika dibai’at dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya. (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa membai’at seorang Imam (Khalifah), lalu memberikan genggaman tangannya dan menyerahkan buah hatinya, hendaklah ia mentaatinya semaksimal mungkin. Dan jika datang orang lain hendak mencabut kekuasaannya, penggallah leher orang itu. (HR. Muslim)

Di samping itu, Rasulullah SAW menegaskan pula dalam perjanjian antara kaum Muhajirin-Anshar dengan Yahudi :

Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang. Surat Perjanjian ini dari Muhammad ”Nabi antara orang-orang beriman dan kaum muslimin dari kalangan Quraisy dan Yatsrib serta yang mengikut mereka dan menyusul mereka dan berjihad bersama-sama mereka bahwa mereka adalah ummat yang satu, di luar golongan orang lain… (Lihat Sirah Ibnu Hisyam, Jilid II, hal. 119)

Nash-nash Al Qur`an dan As Sunnah di atas menegaskan adanya kewajiban bersatu bagi kaum muslimin atas dasar Islam (hablullah) bukan atas dasar kebangsaan atau ikatan palsu lainnya yang direkayasa penjajah yang kafir di bawah satu kepemimpinan, yaitu seorang Khalifah. Dalil-dalil di atas juga menegaskan keharaman berpecah-belah, di samping menunjukkan pula jenis hukuman syar’i bagi orang yang berupaya memecah-belah umat Islam menjadi beberapa negara, yakni hukuman mati.

Selain Al Qur`an dan As Sunnah, Ijma’ Shahabat pun menegaskan pula prinsip kesatuan umat di bawah kepemimpinan seorang Khalifah. Abu Bakar Ash Shiddiq suatu ketika pernah berkata, Tidak halal kaum muslimin mempunyai dua pemimpin (Imam). Perkataan ini didengar oleh para shahabat dan tidak seorang pun dari mereka yang mengingkarinya, sehingga menjadi ijma’di kalangan mereka.

Bahkan sebagian fuqoha menggunakan Qiyas sumber hukum keempat untuk menetapkan prinsip kesatuan umat. Imam Al Juwaini berkata, Para ulama kami (madzhab Syafi’i) tidak membenarkan akad Imamah (Khilafah) untuk dua orang¦Kalau terjadi akad Khilafah untuk dua orang, itu sama halnya dengan seorang wali yang menikahkan seorang perempuan dengan dua orang laki-laki!

Artinya, Imam Juwaini mengqiyaskan keharaman adanya dua Imam bagi kaum muslimin dengan keharaman wali menikahkan seorang perempuan dengan dua orang lelaki yang akan menjadi suaminya. Jadi, Imam/Khalifah untuk kaum muslimin wajib hanya satu, sebagaimana wali hanya boleh menikahkan seorang perempuan dengan satu orang laki-laki, tidak boleh lebih. (Lihat Dr, Muhammad Khair, Wahdatul Muslimin fi Asy Syari’ah Al Islamiyah, majalah Al Wa’ie, hal. 6-13, no. 134, Rabi’ul Awal 1419 H/Juli 1998 M)

Jelaslah bahwa kesatuan umat di bawah satu Khilafah adalah satu kewajiban syar’i yang tak ada keraguan lagi padanya. Karena itu, tidak mengherankan bila para imam-imam madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bersepakat bulat bahwa kaum muslimin di seluruh dunia hanya boleh mempunyai satu orang Khalifah saja, tidak boleh lebih :

…para imam madzhab (Abu Hanifah, Malik, Syafi i, dan Ahmad) rahimahumullah bersepakat pula bahwa kaum mulimin di seluruh dunia pada saat yang sama tidak dibenarkan mempunyai dua imam, baik keduanya sepakat maupun tidak. (Lihat Syaikh Abdurrahman Al Jaziri, Al Fiqh Ala Al Madzahib Al Arba’ah, jilid V, hal. 416)

Hukum menegakkan Khilafah itu sendiri adalah wajib, tanpa ada perbedaan pendapat di kalangan imam-imam madzhab dan mujtahid-mujtahid besar yang alim dan terpercaya.

Siapapun yang menelaah dalil-dalil syar’i dengan cermat dan ikhlas akan menyimpulkan bahwa menegakkan Daulah Khilafah hukumnya wajib atas seluruh kaum muslimin. Di antara argumentasi syar’i yang menunjukkan hal tersebut adalah :

Dalil dari Al Quran. Di dalam Al Quran memang tidak terdapat istilah Daulah Khilafah. Tetapi di dalam Al Quran terdapat ayat yang menunjukkan wajibnya umat memiliki pemerintahan/ negara (ulil amri) dan wajibnya menerapkan hukum dengan hukum-hukum yang diturunkan Allah SWT.
Allah SWT berfirman :

Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul-Nya dan ulil amri di antara kalian. (QS An Nisaa` : 59)

Ayat di atas telah memerintahkan kita untuk mentaati Ulil Amri, yaitu Al Haakim (Penguasa). Perintah ini, berarti perintah pula untuk mengadakan atau mengangkat Ulil Amri itu, seandainya Ulil Amri itu tidak ada, sebab tidak mungkin Allah memerintahkan kita untuk mentaati pihak yang eksistensinya tidak ada.

Di samping itu, Allah SWT telah memerintah-kan Rasulullah SAW untuk mengatur urusan kaum muslimin berdasarkan dengan apa yang diturunkan Allah SWT. Firman Allah SWT :

Maka putuskanlah perkara di antara di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka (dengan) meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (QS Al Maidah : 48)

Dan putuskanlah perkara di antara di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari apa yang telah diturunkan Allah kepadamu (QS Al Maidah: 49)

Perintah Allah kepada Rasulullah juga merupakan perintah kepada umat selama tidak ada dalil yang mengkhususkan perintah ini hanya untuk Rasulullah. Dalam hal ini tidak ada dalil yang mengkhususkan perintah tersebut kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu, ayat-ayat tersebut bersifat umum, yang memerintahkan kaum muslimin untuk menerapkan hukum-hukum Allah SWT di segala bidang, dalam sistem sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Hal ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya kekuasaan negara. Dengan demikian, ayat-ayat ini menunjukkan wajibnya keberadaan sebuah negara untuk menjalankan semua hukum Islam, yaitu negara Khilafah.

Dalil dari As Sunnah. Abdullah bin Umar meriwayatkan, Aku mendengar Rasulullah mengatakan, ‘Barangsiapa melepaskan tangannya dari ketaatan kepada Allah, niscaya dia akan menemui Allah di Hari Kiamat dengan tanpa alasan. Dan barangsiapa mati sedangkan di lehernya tak ada bai’ah (kepada Khalifah) maka dia mati dalam keadaan mati jahiliyah (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan kewajiban mengangkat seorang Khalifah, yang dengannya dapat terwujud bai’at di leher setiap muslim. Sebab bai’at baru ada di leher kaum muslimin kalau terdapat Khalifah/Imam yang memimpin Khilafah.

Rasulullah SAW bersabda pula :
Barangsiapa membai’at seorang Imam (Khalifah), lalu memberikan genggaman tangannya dan menyerahkan buah hatinya, hendaklah ia mentaatinya semaksimal mungkin. Dan jika datang orang lain hendak mencabut kekuasaannya, penggallah leher orang itu. (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda :
Bahwasanya Imam itu bagaikan benteng (perisai/ tameng), dari belakangnya umat berperang dan dengannya umat berlindung (HR Muslim)

Rasulullah SAW bersabda :
Dahulu para nabi yang mengurus Bani Israil. Bila wafat seorang nabi diutuslah nabi berikutnya, tetapi tidak ada lagi nabi setelahku. Akan ada para Khalifah dan jumlahnya akan banyak. Para shahabat bertanya, Apa yang engkau perintahkan kepada kami Nabi menjawab,’Penuhilah bai’at yang pertama dan yang pertama itu saja. Penuhilah hak-hak mereka. Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap apa yang menjadi kewajiban mereka

Rasulullah SAW bersabda :
Bila seseorang melihat sesuatu yang tidak disukai dari amirnya (pemimpinnya) maka bersabarlah. Barangsiapa memisahkan diri dari penguasa (pemerintahan Islam) walau sejengkal saja lalu ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyah (HR. Bukhari “ Muslim)

Hadits-hadits Nabi ini menunjukkan bahwa yang mengelola urusan kaum muslimin adalah Imam/Khalifah. Demikian pula Rasulullah SAW menjelaskan bahwa para Khalifahlah yang merupakan benteng umat. Selain itu, secara gamblang ditegaskan adanya larangan meninggalkan pemerintahan Islam (sulthan).

Semua ini merupakan penjelasan tentang wajibnya keberadaan penguasa kaum muslimin, yaitu Imam atau Khalifah. Wajib adanya Khalifah berarti pula wajib adanya daulah. Bagaimana mungkin ada kepala negara tanpa adanya negara.

Dengan demikian, kewajiban kaum muslimin memiliki daulah yang dipimpin oleh Khalifah adalah perkara yang tidak perlu diragukan lagi. Dengan kata lain, wajib kaum muslimin memiliki satu Daulah Khilafah.

Dalil dari Ijma’ Shahabat. Sebagai sumber hukum Islam ketiga, Ijma’ Shahabat menunjukkan bahwa mengangkat seorang pemimpin pengganti Rasulullah SAW hukumnya wajib. Mereka telah sepakat mengangkat Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, ridlwanullah alaihim.

Kesepakatan para sahabat dalam pengangkatan seorang Khalifah terwujud dengan sungguh-sungguh pada saat Rasulullah SAW wafat. Para sahabat menunda pemakaman jenazah Rasulullah SAW dan menyibukkan diri mereka untuk mengangkat seorang pengganti beliau. Padahal telah diketahui bahwa pemakaman jenazah seseorang adalah fardlu dan merupakan dosa bagi mereka untuk menyibukkan diri dalam urusan-urusan lain sampai mereka selesai mengurus jenazah. Tetapi, justru sebagian sahabat menyibukkan diri dalam pengangkatan seorang Khalifah walaupun mereka berkewajiban mengurus jenazah Rasulullah SAW. Sahabat yang lain mendiamkan perbuatan mereka dan menyetujui penundaan penguburan selama dua malam meskipun mereka mampu menyalahkan penundaan dan mampu untuk menguburkan Rasulullah SAW.

Perbuatan sahabat ini merupakan Ijma’ mereka tentang lebih pentingnya mengangkat Khalifah daripada penguburan jenazah seseorang.

Dalil dari Kaidah Syar’iyah.Bahkan dilihat dari analisis ushul fiqih, mengangkat Khalifah juga wajib. Dalam ushul fiqih dikenal kaidah syar’iyah yang disepakati para ulama :

Sesuatu kewajiban yang tidak sempurna kecuali adanya sesuatu, maka sesuatu itu wajib pula keberadaannya.

Menerapkan hukum-hukum yang berasal dari Allah SWT dalam segala aspeknya adalah wajib. Sementara hal ini tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna tanpa adanya kekuasaan Islam yang dipimpin oleh seorang Khalifah. Maka dari itu, berdasarkan kaidah syar’iyah tadi, eksistensi Khilafah hukumnya menjadi wajib.

Jelaslah, berbagai sumber hukum Islam tadi menunjukkan bahwa menegakkan Daulah Khilafah merupakan kewajiban dari Allah SWT atas seluruh kaum muslimin.

Seluruh imam madzhab dan para mujtahid besar tanpa kecuali telah bersepakat bulat akan wajibnya Khilafah (atau Imamah) ini. Syaikh Abdurrahman Al Jaziri menegaskan hal ini dalam kitabnya Al Fiqh Ala Al Madzahib Al Arba’ah, jilid V, hal. 416:

Para imam madzhab (Abu Hanifah, Malik, Syafi i, dan Ahmad) rahimahumullah telah sepakat bahwa Imamah (Khilafah) itu wajib adanya, dan bahwa ummat Islam wajib mempunyai seorang imam (khalifah,) yang akan meninggikan syiar-syiar agama serta menolong orang-orang yang tertindas dari yang menindasnya…

Tak hanya kalangan Ahlus Sunnah saja yang mewajibkan Khilafah, bahkan seluruh kalangan Ahlus Sunnah dan Syiah termasuk Khawarij dan Mu’tazilah tanpa kecuali bersepakat tentang wajibnya mengangkat seorang Khalifah. Kalau pun ada segelintir orang yang tidak mewajibkan Khilafah, maka pendapatnya itu tidak perlu dianggap, karena bertentangan dengan nash-nash syara’ yang telah jelas.
Imam Asy Syaukani dalam Nailul Authar jilid 8 hal. 265 mengatakan :

“Menurut golongan Syi’ah, mayoritas Mu’tazilah dan Asy’ariyah, (Khilafah) adalah wajib menurut syara’.”

Ibnu Hazm dalam Al Fashl fil Milal WalAhwa’ Wan Nihal juz 4 hal. 87 mengatakan :

Telah sepakat seluruh Ahlus Sunnah, seluruh Murji’ah, seluruh Syi’ah, dan seluruh Khawarij, mengenai wajibnya Imamah (Khilafah) ¦

Bahwa Khilafah adalah sebuah sebuah ketentuan hukum Islam yang wajib bukan haram apalagi bid’ah” dapat kitab temukan dalam khazanah Tsaqafah Islamiyah yang sangat kaya. Berikut ini sekelumit referensi yang menunjukkan kewajiban Khilafah : Imam Al Mawardi, Al Ahkamush Shulthaniyah, hal.5, Abu Ya’la Al Farraa’, Al Ahkamush Shulthaniyah, hal.19, Ibnu Taimiyah, As Siyasah Asy Syar’iyah, hal.161, Ibnu Taimiyah, Majmu’ul Fatawa, jilid 28 hal. 62, Imam Al Ghazali, Al Iqtishaad fil I’tiqad,hal. 97, Ibnu Khaldun, Al Muqaddimah, hal.167, Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, juz 1 hal.264, Ibnu Hajar Al Haitsami, Ash Shawa’iqul Muhriqah, hal.17, Ibnu Hajar A1 Asqallany, Fathul Bari, juz 13 hal. 176,Imam An Nawawi, Syarah Muslim, juz 12 hal. 205, Dr. Dliya’uddin Ar Rais, Al Islam Wal Khilafah, hal.99, Abdurrahman Abdul Khaliq, Asy Syura, hal.26, Abdul Qadir Audah, Al Islam Wa Audla’una As Siyasiyah, hal. 124, Dr. Mahmud Al Khalidi, Qawaid Nizham Al Hukum fil Islam, hal. 248, Sulaiman Ad Diji, Al Imamah Al ‘Uzhma, hal.75, Muhammad Abduh, Al Islam Wan Nashraniyah, hal. 61, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Adapun buku-buku yang mengingkari wajibnya Khilafah “seperti Al Islam Wa Ushululul Hukm oleh Ali Abdur Raziq, Mabadi` Nizham Al Hukmi fil Islam oleh Abdul Hamid Mutawalli, Tidak Ada Negara Islam oleh Nurcholis Madjid”sebenarnya tidak perlu dianggap sebagai buku yang serius dan bermutu. Sebab isinya bertentangan dengan nash-nash syara’ yang demikian jelas dan terang. Buku-buku seperti ini tak lain hanya penyambung lidah kaum kafir penjajah “dan agen-agennya yaitu para penguasa muslim yang zalim yang selalu memaksakan Sekulerisme kepada umat Islam, dengan tujuan untuk menghapuskan hukum-hukum Islam dari muka bumi dengan cara menghapuskan ide Khilafah yang bertanggung jawab melaksanakan hukum-hukum tersebut.

Langkah Menuju Daulah Khilafah
Setiap gerak-gerik manusia akan dihisab oleh Allah SWT. Oleh karenanya, dalam setiap perbuatan semua muslim diperintahkan Allah SWT terikat dengan aturan-Nya yang dibawa dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, termasuk dalam menentukan jalan menuju Daulah Khilafah. Firman-Nya :

Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suatu teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan (keridlaan) Allah dan hari kemudian, serta banyak mengingat Allah. (QS Al Ahzab : 21)

Merujuk kepada apa yang dicontohkan Rasulullah dalam membangun Daulah Islamiyah, nampak bahwa yang pertama kali beliau lakukan adalah pembinaan umat (tatsqif). Sejak ditutus Allah SWT, Rasulullah membina individu-individu saat itu sehingga memiliki kepribadian Islam. Orang-orang yang menerima dakwahnya dikumpulkan di rumah Al Arqam bin Abi Al Arqam untuk dikader. Selain itu, orang-orang tersebut berupaya juga untuk menyampaikan dakwah kepada orang lain. Bahkan ada yang diutus, seperti Khabbab bin Arts yang mengajarkan Al Quran kepada Fatimah binti Khathab bersama suaminya.

Terbentuklah kemudian kekuatan politik yang dibangun Rasulullah. Para shahabat menyatu dalam satu barisan yang kokoh, bersama-sama menyampaikan dakwah Islam. Kelompok para shahabat dibawah pimpinan Rasulullah SAW ini lebih nampak ke permukaan sebagai sebuah kekuatan bersama sejak beliau menerima wahyu dalam surat Al Hijr ayat 94 :

Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala yang diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. (QS Al Hijr : 94)

Turunnya ayat ini menjadi pertanda bahwa yang dilakukan Nabi bukan hanya pembinaan, namun juga berinteraksi (tafa’ul) dengan masyarakat luas untuk menyampaikan Islam secara terbuka. Semua orang tahu bahwa ketika itu beliau langsung menampakkan risalahnya secara terang-terangan dengan mengajak orang-orang Quraisy pergi berkumpul ke bukit Shafa.Lalu, beliau menyampaikan kepada mereka tentang kenabiannya dan meminta mereka mengimaninya. Berikutnya, beliau dan shahabatnya menentang orang-orang Quraisy, sesembahan mereka, keyakinan-keyakinan dan ide-ide mereka dengan cara menjelaskan kepalsuan dan kerusakannya. Ayat-ayat Al Quran pun turun menyerang kebiasaan mereka, seperti kebiasaan memakan harta riba, mengubur hidup-hidup anak perempuan, curang dalam timbangan, perzinahan. Al Quran menyerang para pemimpin dan tokoh-tokoh Quraisy, memberinya predikat sebagai orang-orang bodoh disertai dengan pengungkapan persekongkolan-persekongkolan yang mereka rencanakan untuk menentang Rasulullah SAW, dakwah beliau, dan para shahabatnya.

Beliau pun senantiasa berupaya mendapatkan dukungan dari kalangan pemimpin-pemimpin qabilah. Sampai akhirnya, beliau mendapatkan dukungan dari penduduk Madinah (golongan Aus dan Khazraj). Allah SWT pun memerintahkan Rasulullah berhijrah ke Madinah untuk memasuki tahap ketiga dalam perjuangan beliau, yaitu penerapan (tathbiq) Islam secara nyata dalam sebuah negara dan masyarakat Islam di Madinah. Sejak itu terbentuklah tatanan masyarakat Islam dalam sebuah Daulah Islamiyah. Wahyu pun kemudian turun menyangkut berbagai persoalan kehidupan bernegara dan bermasyarakat, seperti ayat-ayat tentang hukum, ekonomi, sosial, pendidikan, dan pemerintahan.

Berdasarkan sirah Nabi SAW itu, dapat disimpulkan bahwa metode syar’i untuk mengubah masyarakat tidak Islami menjadi masyarakat Islami akan melalui 3 (tiga) tahap

Pertama, Marhalah Tatsqif yaitu tahap pembinaan dan pengkaderan. Dari segi individu, pembinaan ditujukan untuk membentuk muslim yang berkepribadian Islam, yakni seseorang yang berpikir dan berperilaku Islami. Ia tidak berpikiran kecuali sesuai dengan Aqidah Islam, dan tidak berperilaku kecuali sesuai dengan Syariat Islam. Harus ditanamkan pemahaman Aqidah yang benar dan kuat beserta segenap konsekuensi dari orang yang telah beraqidah Islam, yakni taat kepada Syariat. Juga, ditanamkan pemahaman atas Syariat itu sendiri dalam persoalan ibadah, pakaian, makanan, minuman, bergaul, bermuamalah, dan bernegara. Lebih jauh lagi, pembinaan ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa seharusnya masyarakat ini diatur sesuai dengan syarit Islam.

Dari segi komunitas, pembinaan kepada umat ditujukan agar setiap muslim yang telah berkepribadian Islam tadi terorganisir dalam sebuah kelompok (takattul) yang bergerak secara politik untuk melakukan upaya perubahan masyarakat ke masyarakat Islam dalam Daulah Khilafah.

Kedua, Marhalah Tafa’ul Ma’al Ummah (berinteraksi dengan masyarakat), yaitu tahap berinteraksi dengan masyarakat dengan umat agar umat turut memikul kewajiban dakwah, sehingga mereka akan menjadikan Islam sebagai masalah utama hidupnya, serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Satu hal yang penting diingat, pembinaan dan pengkaderan pun terus berlangsung tanpa henti dalam tahapan ini.

Ketiga, Marhalah Istilam Al Hukmi, yaitu tahap pengambilalihan kekuasaan, dan penerapan Islam secara utuh serta menyeluruh melalui Daulah Khilafah, lalu mengemban Islam sebagai risalah ke seluruh penjuru dunia melalui dakwah dan jihad fi sabilillah.

Dalam prakteknya, perlu ada langkah-langkah strategis ataupun praktis saat menjalani dan menempuh tahapan-tahapan tadi.

Relevankah Ide Khilafah dengan Situasi dan Kondisi Yang Ada Sekarang
Ditinjau dari status, ide Khilafah itu wajib diperjuangkan. Adapun dilihat dari realitas saat ini, ide Khilafah sangatlah relevan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi, di antaranya :

Pertama, ideologi yang ada di dunia kini sebenarnya hanya ada 3 (tiga) : Islam, Kapitalisme, dan Sosialisme. Sosialisme, secara politis, telah tumbang akarnya pada awal tahun 90-an, saat luluh lantaknya Uni Sovyet. Hal ini merupakan fakta yang menjelaskan kegagalan sosialisme dalam mengurusi masyarakat. Bila dihitung dari kelahirannya sekitar tahun 1917, kurang lebih hanya ¾ abad Sosialisme berkuasa.

Di sisi lain, Kapitalisme yang didalangi oleh Amerika Serikat tengah melaju meninggalkan kemanusiaan. Memang benar, dilihat dari sudut kemajuan budaya materil, pertumbuhan ekonomi, dan perkembangan sains sungguh menakjubkan. Namun, dalam perkara jati diri manusia tengah berada di titik nadir. Perbudakan hawa nafsu, ketidakadilan, kehidupan liar melebihi hewan, sikap materialistik, konsumtif, hedonistik, dan machiavelis merupakan buah dari sistem Kapitalis yang rusak. Dengan diatur oleh sistem ini manusia semakin mendekati sifat dan perilaku hewan. Belum 2 abad berkuasa, kehancuran terjadi dalam segala aspek kehidupan. Lantas, mau lari kemana Bukankah hanya ada satu jalan solusi : Islam

Kedua, saat ini jaman globalisasi. Dunia menjadi sebuah dusun kecil. Semua bangsa berupaya untuk menyatu. Amerika Serikat, misalnya, semakin berupaya untuk menyatukan dunia dibawah cengkramannya lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Lalu, 12 negara Eropa menandatangani Perjanjian Maastricht 1992 yang memuat pokok penyatuan Eropa mencakup : kesatuan moneter Eropa, kewarganegaraan Eropa Bersatu, imigrasi, pemberian visa, politik luar negeri, dan keamanan bersama, pengadilan, dan urusan dalam negeri. Sementara, NATO tetap dipertahankan sekalipun Pakta Warsawa yang merupakan seterunya telah musnah. Di sisi lain, Hongkong telah kembali kepada Cina, sementara Taiwan terus diupayakan untuk disatukan dengan Cina.

Semua ini memberikan gambaran gagalnya konsep negara-bangsa (nation state). Sekalipun negara-negara besar menggembar-gemborkan konsep itu, namun dalam prakteknya mereka justru melebarkan sayapnya ke pelosok dunia. Jadi, kini bukan lagi jaman nasional, melainkan jaman mendunia dan mondial. Khilafah itu sendiri, adalah sistem pemerintahan untuk umat Islam yang bersifat universal dan mondial, bukan untuk segolongan bangsa, ras, atau penganut madzhab tertentu.

Khilafah Bukan Utopia
Boleh jadi ada sebagian orang yang sinis dan menyebarluaskan sikap pesimis bahwa Khilafah adalah suatu hal yang utopis, yang mustahil terwujud. Orang-orang seperti ini meragukan dan meragu-ragukan orang lain perihal keberhasilan tegaknya Daulah Khilafah di era modern sekarang.

Apakah Khilafah hal yang utopis Benar, akan jadi utopis bila tidak diperjuangkan atau sekedar diomongkan saja sambil lalu. Tetapi bila diperjuangkan dengan teguh, insya Allah cita-cita itu akan tercapai juga suatu saat.

Bagi orang-orang yang yakin akan janji Allah SWT dan mampu mengabstraksikan apa yang terjadi saat ini untuk masa depan, Khilafah bukan suatu utopia, apalagi ide yang gila. Rasa optimisme ini didasarkan pada beberapa hal berikut :

Pertama, secara i’tiqodi Allah SWT berulang kali menegaskan janji-Nya bahwa kemenangan akan dapat diraih oleh orang yang menolong (agama) Allah dengan berupaya menegakkan hukum-hukum-Nya di muka bumi ini. Allah SWT memfirmankan :

Apabila kalian menolong (agama) Allah, maka (pasti) Allah akan memberi kalian kemenangan (QS. Muhammad : 7)

Selain itu, Allah SWT mengabarkan bahwa Daulah Khilafah Islamiyah akan tegak lagi. Padahal Allah SWT adalah Dzat Maha Tahu, dan mustahil dusta. Di antara kabar syar’i tersebut adalah :

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih (diantaranya berjuang menegakkan Islam di muka bumi) bahwa Dia sungguh pasti menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia pasti meneguhkan bagi mereka dien yang telah diridlai-Nya (Islam) untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka mereka dalam ketakutan menjadi mana sentausa, (dengan syarat) mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan siapa saja yang (tetap) kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (QS. An Nur : 55)

Rasulullah SAW bersabda :

Telah datang suatu masa kenabian atas kehendak Allah kemudian berakhir. Setelah itu akan datang masa Khilafah Rasyidah sesuai dengan jalan kenabian, atas kehendak Allah, kemudian akan berakhir. Lalu, akan datang masa kekuasaan yang terdapat di dalamnya banyak kezhaliman, atas kehendak Allah, kemudian berakhir pula. Lantas, akan datang zamannya para diktator (mulkan adludan), atas kehendak Allah, akan berakhir juga. Kemudian (terakhir), akan datang kembali masa Khilafah Rasyidah yang mengikuti jalan kenabian. (HR. Imam Ahmad dan Al Bazzar)

Juga, dicatat sejarah bahwa shahabat pernah bertanya kepada Nabi SAW : Ya, Rasulullah, kota manakah yang akan lebih dahulu ditundukan, Konstantinopel ataukah Roma Rasulullah pun menjawab : Kota Heraklius (Konstantinopel) yang akan ditundukan terlebih dahulu. (HR. Ahmad dan Ad Darmi)

Sejarah mencatat bahwa Konstantinopel pernah ditundukan oleh pasukan kaum muslimin tahun 1453 M. Sekarang namanya Istambul, di Turki. Sementara, Roma belum pernah ditaklukan. Jadi, Insya Allah, penaklukan Roma pun akan terjadi suatu saat nanti, bila Khilafah telah kembali !

Berdasarkan semua ini, setiap muslim yang benar-benar yakin kepada janji Allah SWT sadar betul bahwa Khilafah akan kembali. Kebanyakan orang percaya atau tidak Daulah Khilafah akan tegak kembali, dengan seizin Allah. Sebab, Allahlah yang telah mengabarkan hal ini kepada seluruh umat manusia.

Kedua, secara faktual, suatu ideologi akan mengungguli ideologi yang lain apabila ideologi tersebut makin lama makin menguat, sementara ideologi lawannya makin lama makin melemah. Pada titik di mana ideologi tersebut kuat dan ideologi lawannya pada posisi lemah, pada saat itulah ideologi tersebut mendapatkan kemenangan.

Realitas saat ini dengan jelas menunjukkan bahwa ideologi Sosialisme telah hancur. Sementara, Kapitalisme sedang banyak diprotes termasuk oleh pendukungnya sendiri. Kehancuran akibat penerapan Kapitalisme pun semakin gamblang di depan mata. Di sisi lain, tambal sulam Kapitalisme dengan Sosialisme pun terus terjadi. Semua ini meng-isyaratkan Kapitalis sedang mengalami pembusukan dan meluncur cepat menuju jurang kehancuran.

Pada saat yang sama, semangat keislaman kaum muslimin semakin jelas terlihat. Kalau dulu agak risi menampakkan keislaman, sekarang malah sebaliknya. Buku-buku Islam makin banyak digemari, pengajian dimana-mana, tuntutan penerapan Islam kian nyaring terdengar, dan para pengemban dakwah dengan gagah bermunculan di mana-mana. Di sisi lain, kekhawatiran Barat akan kebangkitan Islam semakin menggunung dan menggumpal. Tentu saja, hal ini bukan tanpa alasan. Mereka tahu fakta bangkitnya Islam dan kaum muslimin. Munculnya tuduhan-tuduhan fundamentalis, teroris, ataupun ekstremis menunjukkan ketakutan mereka akan kekuatan Islam yang makin membesar. Sebaliknya, Kapitalisme semakin keropos. Suatu ketika, insya Allah, Islam benar-benar kuat dan menang. Ini semua adalah realitas dan keniscayaan yang terus berjalan.

Ketiga, secara historis, sejarah menunjukkan bahwa perubahan yang besar seperti berkobarnya revolusi dan berdirinya negara seperti halnya berdirinya Khilafah nanti bukanlah suatu hal yang utopis apalagi mustahil.

Ketika paham Komunisme tahun 1848 dicetuskan oleh Karl Marx dan Engels dengan Manifesto Komunis-nya, masyarakat menyambut dingin. Mungkin saja saat itu masyarakat mengatakan negara Komunis adalah utopis. Namun, setelah terus diupayakan dan berkobar Revolusi Bolshevik, tegaklah negara Uni Soviet tahun 1917.

Tahun 1898 saat Konferensi Zionisme di Bazel (Swiss) kaum zionis belum punya negara. Orang bisa berkata bahwa mendirikan negara Yahudi adalah suatu kemustahilan melihat konteks dan konstelasi politik internasional saat itu, di mana Khilafah Utsmaniyah masih tegak berdiri. Namun toh pada tahun 1948 Israel terlaknat berhasil mendirikan sebuah negara setelah menjarah bumi Palestina yang suci dan diberkahi.

Juga saat Indonesia dijajah Belanda, tidak terbayang kita akan dapat merdeka. Bagi sebagian orang, merdeka dari Belanda adalah utopis ! Tapi realitasnya, Belanda berhasil diusir dan kemudian berdirilah apa yang disebut-sebut dengan Republik Indonesia.

Jadi, sesuatu yang dikatakan utopis oleh seseorang belum tentu memang benar utopis. Sebab, boleh jadi sikap utopisnya itu lahir dari tipisnya keimanan yang ada pada dirinya, sempitnya wawasan yang dimilikinya dalam memandang realitas sejarah dan realitas kekinian, ketakmampuannya merumuskan idealitasnya dalam konsep dan metode yang jelas, serta ketidakbecusannya dalam mewujudkan visi-visinya.

Khatimah
Tanpa kehidupan Islam di bawah naungan negara Khilafah Islamiyah, jelas kita tak bisa mengharapkan tatanan kehidupan yang baik yang dapat membebaskan masyarakat dari kapitalisme di bidang ekonomi, westernisasi di bidang budaya, nasionalisme di bidang politik, dan sinkretisme di bidang agama. Tanpa Khilafah kita tidak akan mendapatkan kebaikan dari Dienul Islam yang kita yakini datang untuk mendatangkan rahmat bagi seluruh manusia di dunia.

Karena itu, sudah seharusnya kita segera berbenah diri dengan penuh kesadaran dan keteguhan untuk menapaki jalan seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW untuk menuju Khilafah Islamiyah yang kita cita-citakan bersama, meskipun orang-orang kafir membencinya.

Allah SWT berfirman :

Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. (QS Ash Shaff : 8)

HTI Tantang Kementrian ESDM Adu Konsep Pengelolaan Energi

Jakarta, mediaumat.com,-Sekitar 800 massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) longmarch dari depan Istana Presiden ke Gedung Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jum’at (25/6) siang di Jakarta. Sambil mengacung-acungkan sejumlah poster, mereka menuntut agar pemerintah membatalkan kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

Sejumlah spanduk mereka usung, di antaranya bertuliskan, Kapitalisme Terbukti Menyengsarakan, Ganti dengan Khilafah; dan Energi Milik Umat, bukan Penguasa! Kembalikan dengan Syariah dan Khilafah.

Tidak puas dengan hanya membawa spanduk ukuran biasa mereka pun membawa dua buah spanduk raksasa yang kontan saja semakin menarik perhatian sejumlah pengguna jalan yang melintas.

Spanduk raksasa tersebut bertuliskan, Khilafah akan Mengelola Listrik dengan Harga Murah; dan TDL Naik Penguasa Kian Neolib, Rakyat Makin Menjerit.

Sesampainya di Kementrian ESDM, sejumlah perwakilan disambut masuk oleh Agus Salim, Biro Hukum dan Humas Kementrian ESDM beserta jajarannya.

“Pemerintahkan menaikan TDL-kan, sudah mendapatkan persetujuan DPR, wakil rakyat,” ujar Agus Salim beralasan saat diprotes delegasi HTI.

“Memang DPR itu wakil rakyat, tetapi faktanya DPR itu tidak pro kepada kepentingan rakyat. Jadi saya tidak ingin Bapak menjawab seperti itu!” tegas Muhammad Ismail Yusanto, pimpinan delegasi.

Masih banyak jalan yang bisa ditempuh agar TDL tidak naik. Mengurangi subsidi itu bukan solusi yang tepat. Memang selintas, Pemerintah menghemat 5 trilyun dari menaikkan TDL 10 persen,tapi efeknya itu memicu kenaikan berbagai macam harga barang, daya beli masyarakat menurun, dan menambah jumlah pengangguran.

“Subsidi jangan dikurangi dong,” ujarnya. Terminologi subsidi pun sebenarnya tidak tepat. “Pemerintah itu ibarat orangtua dan rakyat adalah anak-anaknya, masa anak makan saja dikurangi, dikurangi jatahnya, orangtua macam apa itu!” ujar Ismail kesal.

“Oke, saya tahu, mestilah Menteri ESDM berkelit, bahwa kenaikan ini bukan keinginannya, tetapi keinginan Menteri Ekonomi, Menteri Ekonomi pun akan berkelit bahwa itu keinginan wapres,” ujar Jurubicara HTI itu.

Tetapi mengapa di tengah-tengah PLN sangat membutuhkan gas malah gas yang ada diserahkan kepada asing. ”Mesti ada apa-apanya ini!” selidik Ismail.

Bukankah berulang kali PLN menyatakan bahwa bila pembangkit listrik yang digunakan itu dual firing (bisa menggunakan dua macam bahan bakar) yakni minyak dan gas. “Bila pakai gas, pemerintah bukan hanya bisa menghemat 5 trilyun tetapi 50 trilyun!” ujarnya.

Tetapi mengapa PLN kekurangan pasokan gas? “Kita tahu bahwa kita produsen gas terbesar di dunia, pembangkit listrik kita mestinya bisa pakai gas, sehingga TDL tidak perlu naik, bila perlu malah diturunkan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat!” ujarnya.

Kalau keputusan menjual 70 persen gas Donggi Senoro kepada asing itu berdasarkan kontrak, mengapa tidak dibuat kontrak yang tepat, yang menunjukkan bahwa penguasa itu melindungi dan mengayomi rakyatnya?

“Saya bukan dalam kapasitas mendukung atau tidak terhadap wapres sebelumnya, tetapi saat itu mengapa Yusuf Kalla bisa mengatakan gas Donggi Senoro 100 persen untuk kepentingan dalam negeri, tetapi wapres sekarang malah tidak?” tanya Ismail.

Kemelut TDL ini merupakan trik liberalisasi yang diinginkan negara-negara Barat untuk mengambil kekayaan alam Indonesia. “Bapak-bapak harus waspada, ini akan terus berjalan selama kapitalisme memimpin negeri ini,” paparnya.

“Maka kami mengajak Bapak-Bapak untuk memilih syariah Islam dan meninggalkan sistem yang hanya menguntungkan asing dan anteknya itu,” ajaknya.

Rakyat ini diam bukan berarti setuju dengan keputusan pemerintah. Mereka itu lelah, lelah didzalimi terus. Rakyat pun tidak dapat berharap lagi kepada DPR yang selalu pro kepada kepentingan asing dan penguasa tetapi abai terhadap hajat hidup orang banyak.

“Tadi di luar saya berbicara dengan beberapa polisi yang menjaga aksi kami, mereka juga tidak mau TDL dinaikan, tetapi para polisi itu tidak bisa protes, kami hanya menyambung lidah mereka sebenarnya,” ungkap Ismail.

Kemudian Ismail pun menjelaskan solusi Islam terkait tata cara mengelola energi dan sumber daya alam lainnya sehingga mensejahterakan seluruh rakyat.

Usai mendengar paparan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hampara itu, Agus Salim menjanjikan bahwa akan menyampaikan pendapat yang disampaikan delegasi HTI tersebut.

Namun sayangnya Agus Salim tidak dapat memastikan kapan akan menyampaikan jawaban Menteri ESDM terkait hal itu, apalagi menyediakan waktu untuk HTI agar bisa memaparkan secara gamblang dan tuntas konsep syariah dan Khilafah Islam.

“Kami siap diminta diskusi lebih lanjut, kami siap pula ditantang untuk memberikan kejelasan konsep syariah ini. Kapan Kementrian ESDM bisanya?” tantang Ismail.[] joko prasetyo S

Hidup Sejahtera Dibawah Naungan Khilafah

Hidup Sejahtera Dibawah Naungan Khilafah


Selama tiga belas abad, kaum Muslim menikmati kemakmuran yang tak tertandingi melalui penerapan aturan-aturan Islam. Kemakmuran ini tidak hanya terbatas pada kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan obat-obatan, seperti yang kita sering dengar, melainkan juga pada semua aspek kehidupan termasuk kesejahteraan sosial, kesehatan dan pendidikan. Bahkan selama masa lemahnya Daulah Islam, tercapainya kesejahteraan warganya, baik Muslim maupun non-Muslim, adalah merupakan salah satu fungsi utama negara.

Hal ini tidaklah suatu hal yang mengherankan karena Allah SWT berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya (21) : 107)

Dan Allah SWT juga berfirman:

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

“Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha (20) : 123-124)

Pada artikel ini, kami akan memberikan beberapa contoh bagaimana masyarakat hidup di bawah kekuasaan Islam sepanjang sejarah Islam. Insya Allah, hal ini akan membantu kita untuk dapat menghargai dan lebih memahami kenyataan hidup di bawah kekuasaan Islam.


Pemeliharaan Kesehatan

Dalam Islam, kesehatan individu sangat dihargai, dan hal ini dianggap sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, bersama dengan makanan dan keamanan. Rasulullah SAW bersabda:


“Siapa pun yang dalam satu harinya bebas dari penyakit, aman dari gangguan orang lain, dan memiliki makanan pada hari itu, maka hal itu adalah seperti memiliki Dunia seisinya” [HR Al-Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Akibatnya, dalam Islam, memberikan kesehatan gratis dan pemeliharaan kesehatan yang layak adalah merupakan tanggung jawab Daulah Islam terhadap semua warganya - baik mereka kaya, miskin, Muslim maupun non-Muslim. Rasulullah SAW bersabda:

“Imam (Khalifah) adalah seperti seorang Penggembala dan dia bertanggung jawab atas masyarakatnya” [Al-Bukhari]

Memberikan kesehatan gratis kepada masyarakat adalah suatu hal yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW di Madinah. Ibnu Ishaq melaporkan dalam buku Sirah nya bahwa sebuah kemah yang dibangun di masjid dan diberi nama seorang yang bernama Rofaydah dari suku Aslam digunakan untuk memberikan diagnosis dan pengobatan untuk orang-orang secara gratis untuk orang-orang kaya maupun. Ketika Ibnu Saad Muadh (ra) terkena panah selama Pertempuran Parit, Rasulullah SAW mengatakan kepada para sahabat untuk membawanya ke kemah Rofaydah. Rofaydah dibayarkan oleh Negara melalui saham dari rampasan perang sebagaimana yang disebutkan Alwaqidi dalam bukunya yang berjudul Almaghazi.

Memberikan layanan kesehatan kepada warga Negara terus berlanjut sepanjang sejarah Islam dan kaum kafir sendiri yang menjadi saksi atas hal ini. Sebagai contoh, Gomar, salah seorang pemimpin dalam masa Napoleon selama perang yang dilancarkan Perancis (1798-1801) untuk menduduki Mesir, menggambarkan pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan berusia 600 tahun yang ia lihat, “semua orang sakit biasa pergi ke Bimaristan (rumah sakit) bagi kaum miskin dan kaum kaya, tanpa perbedaan. Dokter berasal dari banyak tempat di wilayah timur, dan mereka juga mendapat bayaran yang baik. Ada apotek yang penuh dengan obat-obatan dan instrumentasi, dengan dua perawat yang melayani setiap pasien.. Mereka yang memiliki gangguan fisik dan kejiwaan diisolasi dan dirawat secara terpisah. Mereka kemudian dihibur dengan cerita-cerita dari orang-orang yang telah sembuh (baik secara fisik maupun kejiwaan) dan akan dirawat di bagian rehabilitasi.. Ketika mereka selesai dirawat, setiap pasien akan diberikan lima keping emas sehingga para mantan pasien itu tidak perlu bekerja segera setelah ia meninggalkan rumah saikit “.


Seorang orientalis Prancis, Prisse D’Avennes, menggambarkan rumah sakit yang sama dengan mengatakan, “kamar-kamar pasien terasa dingin karena menggunakan kipas besar yang terpasang dari satu sisi ruang hingga ke sisi yang lain, atau terasa hangat karena parfum yang dihangatkan. Lantai-lantai kamar pasien itu ditutupi oleh cabang-cabang (Hinna) pohon delima atau pohon aromatik lainnya “.

Kesejahteraan

Kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah dalam kitab Sahih Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa pun yang meninggalkan uang, maka uang itu bagi orang yang mewarisi, dan siapa pun yang meninggalkan anak yang lemah maka dia adalah untuk kita” [Muslim]

Dalam hal ini, Negara bertanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian bagi mereka yang tidak mampu karena alasan apa pun. Kesejahteraan rakyat di bawah kekuasaan Islam adalah hasil dari penerapan hukum Allah SWT. Pemahaman bahwa Khilafah dan Negara memiliki tanggung jawab terhadap rakyat adalah berdasarkan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar (ra), sebagai Khalifah saat itu, yang melayani seorang perempuan yang jompo dan buta yang tinggal di pinggiran Madinah. Umar Ibnu Alkhattab (ra) ingin juga merawatnya, tapi menemukan bahwa Abu Bakar (ra) telah memasak makanan, membersihkan rumah dan mencuci pakaiannya untuknya. Ini adalah pemahaman dan rasa tanggung jawab yang sama yang membuat Umar (ra), yang ketika itu adalah Khalifah, untuk kembali ke Baitul Mal dengan memikul sendiri karung gandum makanan untuk kembali menuju rumah seorang perempuan dan anak-anaknya yang tinggal di luar Madinah dan lalu memasak makanan untuk mereka. Dia (ra) menolak tawaran para pembantunya untuk membawakan karung itu dengan mengatakan, “akan Anda memikul dosa-dosa saya dan tanggung jawab atas saya pada Hari Perhitungan?”

Perawatan kesehatan juga berlaku untuk anak-anak. Selama masa pemetintahan Khalifah Umar, ada kebijakan untuk memberikan upah setiap kali seorang anak selesai masa menyusui. Namun, suatu hari Umar (ra) mendengar seorang bayi menangis kemudian dia meminta kepada ibu anak itu untuk “Bertakwalah kepada Allah SWT atas bayi Anda dan rawatlah dia”. Kemudian ibu itu menjelaskan bahwa dia berhenti menyusui anaknya lebih awal agar dia bisa menerima upah dari Negara. Keesokan harinya, setelah fajar, Umar merevisi kebijakan itu dengan membayar upah pada saat kelahiran. Umar (ra) takut Allah SWT akan meminta pertanggung jawabannya dan dia berkata sambil menangis “bahkan atas bayi-bayi ya Umar!” - yang berarti bahwa ia akan diminta pertanggungjawabkan karena tindakannya merugikan anak-anak.

Hewan-hewan juga dilindungi oleh Sang Khalifah. Ibn Rusyd Alqurtobi meriwayatkan dari Malik bahwa Umar (ra) melewati seekor keledai yang dibebani dengan tumpukan batu. Menyadari bahwa hewan itu terlihat menderita maka dia mengeluarkan dua tumpukan batu yang diambil dari bagian belakang. Pemilik keledai itu, seorang wanita tua, datang kepada Umar dan berkata, “Wahai Umar, apa yang kau lakukan dengan keledaiku? Apakah kamu memiliki hak untuk melakukan apa yang Engkau lakukan?” Umar mengatakan “Apa yang menurutmu yang membuatku mau mengisi jabatan ini (Khalifah)?” Yang dimaksudkan oleh Umar (ra) adalah bahwa mengambil tanggung jawab sebagai Khalifah, Umar (ra) bertanggung jawab atas semua hukum Islam, yang meliputi pula tindakan yang disebutkan oleh hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, berdasarkan riwayat Abu Hurayrah (ra): “Berhati-hatilah untuk tidak membebani bagian belakang hewan, karena dengannya Allah SWT telah membuat mereka bisa membawamu ke tempat-tempat yang sulit bagimu untuk mencapainya, dan menciptakan bumi sehingga kamu dapat memenuhi kebutuhanmu di atas muka bumi. ” Artinya, kita harus mengasihi binatang dan tidak membebani mereka.

Pola-pola penyediaan bagi orang-orang dan perawatan dengan baik dan seluruh bagi mereja berlanjut terus pada masa Khilafah sampai saat kehancurannya pada tahun 1924. Ibnu Aljawzi melaporkan dalam bukunya mengenai masa hidup Umar Ibn Abdulaziz bahwa Umar bertanya kepada para gubernurnya di seluruh negeri untuk menghitung jumlah semua orang-orang buta, orang-orang berpenyakit kronis, dan orang-orang cacat. Dia kemudian memberikan seorang pemandu bagi setiap orang buta dan dua orang pembantu bagi setiap orang berpenyakit kronis atau orang cacat di seluruh negeri Islam yang membentang dari China di timur hingga ke Maroko di barat, dan Rusia di utara hingga ke Samudra Hindia di selatan. Ibnu Aljawzi juga meriwayatkan bahwa Umar meminta para gubernur itu untuk membawa kepadanya orang-orang miskin dan tidak mampu. Begitu mereka datang, beliau menutupi semua kebutuhan mereka yang diambil dari Baitul-Mal. Dia kemudian bertanya siapa diantara mereka yang punya hutang dan tidak mampu membayarnya. Dia kemudian membayarkan hutang-hutang mereka secara penuh dengan dana yang diambil dari Baitul-Mal. Lalu dia bertanya siapakah yang ingin menikah tetapi tidak mampu, dan dia lalu membayar biaya untuk pernikahan mereka. Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di bawah kekuasaan Islam adalah sedemikian baiknya selama masa pemerintahan Khilafah Umar Ibnu Abdulaziz, sehingga negara tidak dapat menemukan orang-orang miskin yang berhak untuk mendapatkan zakat.

Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa pada masa Khalifah Alwalid Ibnu Abdulmalik Negara membangun dan merawat mesjid-mesjid, membangun jalan, memenuhi kebutuhan rakyat, memberi uang untuk orang-orang cacat dan orang-orang sakit, dan memerintahkan mereka untuk tidak mengemis melainkan meminta kepada Negara jika mereka tidak memiliki sesuatu yang mencukupi mereka. Dia adalah seorang khalifah pertama yang membangun dan melembagakan Bimaristans (rumah sakit). Dia menugaskan seorang pembantu bagi setiap orang cacat, seorang pemandu bagi setiap orang buta, memberikan gaji bagi para imam masjid, dan membangun “pemondokan ” bagi para pendatang dari luar dan pelancong dimanapun pada Daulah Islam tersebut.

Selama masa Ummayah dan Khilafah Abbasiyah, rute para pelancong dari Irak dan negeri-negeri Sham (sekarang Suriah, Yordania, Libanon dan Palestina) ke Hijaz (kawasan Mekah) telah dibangun dengan dilengkapi “pondokan” di sepanjang rute yang dilengkapi dengan persediaan air, makanan dan tempat tinggal sehari-hari untuk mempermudah perjalanan bagi mereka. Sisa-sisa fasilitas ini dapat dilihat pada hari ini di negeri-negeri Sham. Catatan mengenai waqaf untuk beberapa rumah sakit di negeri-negeri Sham membuktikan hal ini. Sebagai contoh, adanya catatan tentang waqaf rumah sakit Alnnoori di Allipo (Suriah) yang menyebutkan bahwa bagi setiap orang sakit mental ditugaskan dua orang pembantu yang bertanggung jawab yang memandikannya sehari-hari, menggantikan dengan baju yang bersih, dan membantunya melakukan sholat (jika mereka dapat melakukannya) dan mendengarkan Al-Quran, dan menemaninya berjalan / berada di udara terbuka untuk bersantai.


Khilafah Usmani melakukan kewajiban ini juga. Hal ini terlihat dalam melayani masyarakat dengan membangun jalan kereta Istanbul-Madina yang dikenal dengan nama “Hijaz” pada masa Sultan Abdulhameed II untuk memudahkan perjalanan para peziarah ke Mekah serta untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan politik di daerah Arab yang jauh. Sementara kaum Muslim bergegas untuk menyumbang dan menjadi relawan untuk membangun jalur kereta api itu, Khilafah Usmani menawarkan jasa transportasi kepada orang-orang secara gratis.

Ini hanya sebuah gambaran mengenai bagaimana kehidupan masyarakat di bawah kekuasaan Islam dulu pada masa Khilafah. Semoga Allah SWT membantu kita semua bekerja untuk mewujudkannya dan membuat kita bisa menyaksikannya dan menikmati keberadaannya lagi. Amin.(RZ Aulia; www.khilafah.com)

Jangan Menjadi Begundalnya Amerika

Persahabatan Indonesia dan Amerika Serikat tampaknya semakin akrab saja. Padahal apabila merujuk pada falsafah politik luar negeri Indonesia yang anti penjajahan, amerika adalah negara yang sangatlah bertolak belakang dengan apa yang menjadi platform polugri Indonesia. Namun ternyata negri ini tidak konsisten dengan platformnya, akan tetapi malah berkawan dengan sang penjajah.

Kedekatan hubungan ini memang diakui sendiri oleh Presiden SBY dengan mengatakan bahwa Indonesia ingin memperbaharui komitmen kedua negara untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral menyeluruh ke tingkat yang lebih tinggi, dan menyambut baik kerja sama antara Indonesia dan AS di berbagai bidang. (antaranews.com 16/05/09). Bahkan SBY juga pernah mengatakan bahwa Amerika adalah negara keduanya, ia berucap " I love the United State, with all its faults. I consider it my second country".

Sementara itu, Menurut Obama, hubungan AS dan Indonesia sangatlah baik hingga kini. "Hubungan AS dan Indonesia selalu penuh persahabatan dan berlanjut secara baik". Ujarnya

Sebagaimana kita ketahui, sampai detik ini, Amerika adalah negara penjajah. Terutama penjajahan dilakukan di negri-negri muslim. Sejatinya Indonesia juga tidak terhindar dari penjajahan ala kapitalisme Amerika, meskipun dalam bentuk penjajahan secara non fisik. Setidaknya terbukti, sudah sekian lama sumber kekayaan alam Indonesia di jarah oleh Amerika.

Sampai saat ini, dunia sudah dibuat menderita karena penjajahan AS. Baik secara hard power ataupun soft power. Tidak hanya di kawasan Asia namun benua Afrika tidak luput dari kekejaman Amerika, puncaknya adalah serbuan tentara Amerika ke Irak dan Afghanistan. Amerika dan sekutunya NATO telah membunuh 1,3 juta penduduk sipil tak berdosa. Di Afghanistan, 2116 warga sipil terbunuh pada 2008. Bahkan saat ini setiap harinya, rata-rata 26.500 anak-anak tewas akibat kekejaman ekonomi kapitalisme global. FAO memprediksi tahun 2009 jumlah orang kelaparan di dunia akan mencapai 963 juta jiwa (Kompas, 10/12/2008).

Pertanyaanya, apakah para elit di negri ini tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu, sehingga tetap bersahabat dengan Amerika. Mereka seperti terbuai dengan kemajuan dan kemegahan di Amerika padahal sebenarnya keropos di dalamnya. Sebagaimana diberitakan, semenjak krisis global, ribuan perusahaan mereka bangkrut, lapangan pekerjaan menjadi berkurang sehingga angka pengangguran membludak. Belum lagi bicara moral, angka kriminalitas, seks bebas dan lainnya. Inilah buah dari demokrasi kapitalisme yang begitu diidam-idamkan.

Baru-baru ini, pemimpin kedua negara ketika bertemu disela-sela KTT G20 juga telah mencapai kesepakatan babak baru kerjasama, diantaranya adalah di bidang pendidikan, dimana AS siap menginvestasikan U$S 165 juta untuk 5 tahun.informasi ini disampaikan Juru Bicara Presiden RI, Dino Patti Djalal, dalam rilisnya kepada wartawan. Dino mengikuti pertemuan Presiden SBY dengan Presiden Obama di Metro Toronto Convention Centre (MTCC), Toronto, Kanada, Minggu (detik.com 28/07/10). Kerjasama ini juga perlu di waspadai, sebab selain amreika mengincar keuntungan materi, tampaknya juga mengincar keuntungan ideologi, sebagaimana banyaknya akademisi alumni pendidikan arahan amerika yang mindsite berfikirnya menjadi pola pikir sekuler, berkiblat pada Amerika.

Di bidang militer, kerjasama kedua belah pihak juga semakin erat, paling tidak hal itu tercermin dari beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh kedua angkatan bersenjata. Pada tanggal 30 Mei 2010, TNI AL bersama Angkatan Laut Amerika dengan nama Naval Engagement Activity (NEA) menggelar latihan militer bersama. Kegiatan ini mengambil tempat di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir Karangtekok, Situbondo. yg perlu di waspadai adalah apabila Amerika kemudian hanyalah ingin membangun pangkalan militer di Indonesia, seperti halnya di tempat-tempat lain. Hal Ini tentunya harus dicegah karena berbahaya, hanyalah akan memperdalam penjajahan.

Selama Indonesia semakin mendekat dengan Amerika, maka negri ini hanyalah tetap menjadi korban. Secara ekonomi dirugikan, begitu juga secara politik, sosial maupun budaya. Senyum manis Obama tidak akan mengubah citra Amerika sebagai negara penjajah dengan status muhariban fi'lan.

Ingat pesan Allah: ”Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS Al Mumtahanah: 9).

Karena itu, apabila Indonesia mau menjadi negara yang kuat dan bermartabat, maka tidak perlu menjadi begundalnya Amerika. Namun harus berani tampil percaya diri menerapkan sistem Islam dalam bingkai negara khilafah Islamiyah. Syariah Islam akan menuntun Indonesia dan negri-negri Muslim lain menjadi negara maju dan sejahtera. Mandiri secara ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Wallahu a'lam.Persahabatan Indonesia dan Amerika Serikat tampaknya semakin akrab saja. Padahal apabila merujuk pada falsafah politik luar negeri Indonesia yang anti penjajahan, amerika adalah negara yang sangatlah bertolak belakang dengan apa yang menjadi platform polugri Indonesia. Namun ternyata negri ini tidak konsisten dengan platformnya, akan tetapi malah berkawan dengan sang penjajah.

Kedekatan hubungan ini memang diakui sendiri oleh Presiden SBY dengan mengatakan bahwa Indonesia ingin memperbaharui komitmen kedua negara untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral menyeluruh ke tingkat yang lebih tinggi, dan menyambut baik kerja sama antara Indonesia dan AS di berbagai bidang. (antaranews.com 16/05/09). Bahkan SBY juga pernah mengatakan bahwa Amerika adalah negara keduanya, ia berucap " I love the United State, with all its faults. I consider it my second country".

Sementara itu, Menurut Obama, hubungan AS dan Indonesia sangatlah baik hingga kini. "Hubungan AS dan Indonesia selalu penuh persahabatan dan berlanjut secara baik". Ujarnya

Sebagaimana kita ketahui, sampai detik ini, Amerika adalah negara penjajah. Terutama penjajahan dilakukan di negri-negri muslim. Sejatinya Indonesia juga tidak terhindar dari penjajahan ala kapitalisme Amerika, meskipun dalam bentuk penjajahan secara non fisik. Setidaknya terbukti, sudah sekian lama sumber kekayaan alam Indonesia di jarah oleh Amerika.

Sampai saat ini, dunia sudah dibuat menderita karena penjajahan AS. Baik secara hard power ataupun soft power. Tidak hanya di kawasan Asia namun benua Afrika tidak luput dari kekejaman Amerika, puncaknya adalah serbuan tentara Amerika ke Irak dan Afghanistan. Amerika dan sekutunya NATO telah membunuh 1,3 juta penduduk sipil tak berdosa. Di Afghanistan, 2116 warga sipil terbunuh pada 2008. Bahkan saat ini setiap harinya, rata-rata 26.500 anak-anak tewas akibat kekejaman ekonomi kapitalisme global. FAO memprediksi tahun 2009 jumlah orang kelaparan di dunia akan mencapai 963 juta jiwa (Kompas, 10/12/2008).

Pertanyaanya, apakah para elit di negri ini tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu, sehingga tetap bersahabat dengan Amerika. Mereka seperti terbuai dengan kemajuan dan kemegahan di Amerika padahal sebenarnya keropos di dalamnya. Sebagaimana diberitakan, semenjak krisis global, ribuan perusahaan mereka bangkrut, lapangan pekerjaan menjadi berkurang sehingga angka pengangguran membludak. Belum lagi bicara moral, angka kriminalitas, seks bebas dan lainnya. Inilah buah dari demokrasi kapitalisme yang begitu diidam-idamkan.

Baru-baru ini, pemimpin kedua negara ketika bertemu disela-sela KTT G20 juga telah mencapai kesepakatan babak baru kerjasama, diantaranya adalah di bidang pendidikan, dimana AS siap menginvestasikan U$S 165 juta untuk 5 tahun.informasi ini disampaikan Juru Bicara Presiden RI, Dino Patti Djalal, dalam rilisnya kepada wartawan. Dino mengikuti pertemuan Presiden SBY dengan Presiden Obama di Metro Toronto Convention Centre (MTCC), Toronto, Kanada, Minggu (detik.com 28/07/10). Kerjasama ini juga perlu di waspadai, sebab selain amreika mengincar keuntungan materi, tampaknya juga mengincar keuntungan ideologi, sebagaimana banyaknya akademisi alumni pendidikan arahan amerika yang mindsite berfikirnya menjadi pola pikir sekuler, berkiblat pada Amerika.

Di bidang militer, kerjasama kedua belah pihak juga semakin erat, paling tidak hal itu tercermin dari beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh kedua angkatan bersenjata. Pada tanggal 30 Mei 2010, TNI AL bersama Angkatan Laut Amerika dengan nama Naval Engagement Activity (NEA) menggelar latihan militer bersama. Kegiatan ini mengambil tempat di Pusat Latihan Pertempuran Korps Marinir Karangtekok, Situbondo. yg perlu di waspadai adalah apabila Amerika kemudian hanyalah ingin membangun pangkalan militer di Indonesia, seperti halnya di tempat-tempat lain. Hal Ini tentunya harus dicegah karena berbahaya, hanyalah akan memperdalam penjajahan.

Selama Indonesia semakin mendekat dengan Amerika, maka negri ini hanyalah tetap menjadi korban. Secara ekonomi dirugikan, begitu juga secara politik, sosial maupun budaya. Senyum manis Obama tidak akan mengubah citra Amerika sebagai negara penjajah dengan status muhariban fi'lan.

Ingat pesan Allah: ”Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS Al Mumtahanah: 9).

Karena itu, apabila Indonesia mau menjadi negara yang kuat dan bermartabat, maka tidak perlu menjadi begundalnya Amerika. Namun harus berani tampil percaya diri menerapkan sistem Islam dalam bingkai negara khilafah Islamiyah. Syariah Islam akan menuntun Indonesia dan negri-negri Muslim lain menjadi negara maju dan sejahtera. Mandiri secara ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Wallahu a'lam.

Bagaimana Metode Menegakkan Islam?

Sekilas tentang metode Rasulullah menegakkan Islam

Rasulullah SAW telah melakukan perubahan yang sifatnya revolusioner. Masyarakat yang jahil atau biasa disebut dengan masyarakat jahiliah diubah menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi, mulia dan menjadi bangsa yang disegani oleh kawan maupun lawan. Bahkan dua negara adi kuasa sekaliber Persia dan Romawi akhirnya takluk di bawah Islam.

Mengupas perubahan yang bersifat revolusioner, sebenarnya ada beberapa macam bentuknya, ada yang disertai dengan kekerasan dan ada yang tidak disertai dengan kekerasan. Contoh revolusi yang disertai dengan kekerasan ialah : Revolusi Perancis (1799 M), Revolusi China (1927 M – 1949 M), dan revolusi Indonesia yang membebaskan diri dari cengkeraman penjajah (1945 M).

Sedangkan revolusi tanpa kekerasan (non violence) misalnya: Revolusi Iran (1979 M), Revolusi Philipina (1986 M), juga Perubahan revolusioner Islam yang dilakukan Rosul dan para sahabat ketika itu.

Islam telah mencontohkan ada dua macam model perubahan, yakni perubahan secara Parsial (islahiyah), ini dilakukan bila sistem Islam masih diterapkan dan kerusakan hanya pada cabang-cabangnya saja. Yang kedua perubahan secara Revolusioner (inqilabiyah), yang ini jika keadaan sudah rusak dari akarnya.

Perubahan revolusioner metode Rasulullah

Pertama, Setelah diangkat menjadi rasul, Beliau mendidik calon-calon kader dakwahnya seperti Abu Bakar Ash-Shidiq, Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Haritsah, dan sahabat yang lain. Mereka digembleng secara terpadu oleh Rasululloh di rumahnya Arqam bin Arqam.

Kedua, para sahabat yang dibina tadi ditugaskan oleh Rosul untuk melakukan dakwah Islam, menggulirkan pergolakan pemikiran, menyadarkan masyarakat yang dahulunya pemikiran, perasaan, tingkah lakunya masih jahiliah diubah menjadi pemikiran, perasaan, dan tingkah laku yang Islami. Masyarakat yang tadinya penyembah berhala, diganti dengan penyembahan hanya kepada Allah semata. Kelompok (hizb) dakwah ini dikomandoi langsung oleh Baginda Rasulullah SAW.

Ketiga, Rasul selaku pemimpin kelompok (hizb) dakwah tersebut juga melakukan aktivitas yang dikenal dengan istilah Thalabun Nushrah (mencari pertolongan) kepada pihak yang mempunyai kekuatan riil (ahlul kuwwah). Beliau pernah mendatangi kabilah-kabilah semacam; Bani Hanifah, Bani Kalb, bahkan Bani Tsaqif di Thoif Rosul sempat dilempari batu oleh penduduk setempat sampai kakinya berdarah-darah. Melalui sikap konsisten Beliau, akhirnya datang juga pertolongan Allah dengan bersedianya suku Aus dan Khazraj menerima pinangan Rasulullah. Sebelumnya mereka telah didakwahi oleh para sahabat.

Alhasil, kelompok (hizb) Rasul yang memotori perubahan tersebut, ditopang oleh masyarakat yang telah terbentuk kesadarannya sehingga menginginkan perubahan ke arah Islam. Mereka hanya mau diatur dengan wahyu bukan yang lainnya, pihak ahlul kuwwah pun sudah pasrah serta mendukung dakwah Islam, maka sudah tidak ada yang mampu membendung lahirnya Daulah Islam pertama di Madinah waktu itu.

Butuh perubahan revolusioner kembali

Kini Islam tidak lagi berkuasa, Alhasil, dunia menjadi kacau balau akibat keserakahan Ideologi kapitalisme yang di pimpin AS. Namun, kita tidak boleh menyerah, harapan itu pasti ada, Islam akan kembali memimpin dunia dengan membawa ketentraman dan kemuliaan. Allah SWT menegaskan:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS 24:55).

Turut andil dalam perjuangan

Tegaknya kembali Islam merupakan janji Allah, namun kita juga dituntut untuk memperjuangkanya. Rasulullah dan para sahabat pun meski mereka mengetahui bahwa Islam akan dimenangkan, namun mereka tetap gigih dalam berjuang. Karena itu, sekaranglah saatnya yang tepat bagi kita untuk ikut ambil bagian dalam perjuangan ini. Sangat merugi jika kita menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Allah SWT melebihkan derajat orang yang berjuang sebelum tegaknya Islam.

“Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (TQS. Al-Hadid: 10). Wallahu a’lam bi ash-shawab

CIRI-CIRI ORANG BERTAQWA

Seperti yang kita ketahui bahawa segala bentuk ibadah kepada Allah SWT di dalam ajaran Islam adalah untuk membina manusia menjadi insan yang bertakwa.


يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai sekalian manusia! Beribadahlah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang terdahulu (daripada kalian), supaya kamu (menjadi orang-orang yang) bertakwa.” (TMQ Al-Baqarah[2]: 21)

Hal ini termasuklah ibadah puasa yang dilakukan sepanjang bulan Ramadhan, adalah semata-mata untuk melahirkan insan yang bertakwa. Persoalannya adalah, apakah kriteria yang sebenarnya untuk menjadi insan yang bertakwa di sisi Allah SWT? Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat yang menggambarkan ciri-ciri orang yang bertakwa. Misalnya firman Allah SWT:

“Dan tidak (dinamakan) kehidupan dunia melainkan permainan yang sia-sia dan hiburan yang melalaikan: dan Demi Sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Oleh itu, tidakkah kamu mahu berfikir?” (TMQ Al-An’am[6]: 32)

Berdasarkan ayat di atas, jelas sekali bahawa Allah SWT menghendaki sesiapa yang ingin mendapatkan status takwa dalam dirinya agar memandang bahawa kehidupan di akhirat yang kekal dan hakiki, adalah lebih baik daripada kehidupan di dunia yang fana dan menipu. Hal ini sejajar dengan gambaran di dalam ayat yang lain, iaitu:

“Dan (ingatlah bahawa) kehidupan dunia ini (meliputi Segala kesenangan dan kemewahannya, jika dinilaikan Dengan kehidupan akhirat) tidak lain hanyalah ibarat hiburan dan permainan; dan sesungguhnya negeri akhirat itu ialah kehidupan Yang sebenar-benarnya; kalaulah mereka mengetahui (hakikat ini tentulah mereka tidak akan melupakan hari Akhirat)”. (TMQ Al-Ankabut[29]: 64)

Allah SWT menghendaki agar orang yang bertakwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh kesungguhan. Ini kerana, di sanalah kehidupan hakiki yang akan dijalani oleh manusia. Sedangkan di dunia, Allah SWT menghendaki agar orang yang bertakwa untuk bersikap sewajarnya dan tidak lalai dalam usaha untuk meraih keberhasilan dunianya. Ini kerana Allah SWT menggambarkan kehidupan dunia ini sebagai tempat di mana manusia hanya sekadar bermain-main dan bersenda-gurau.

SEBARKAN>> CIRI-CIRI ORANG BERTAQWA
Bagikan
30 Juni 2010 jam 1:11
Seperti yang kita ketahui bahawa segala bentuk ibadah kepada Allah SWT di dalam ajaran Islam adalah untuk membina manusia menjadi insan yang bertakwa.


يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai sekalian manusia! Beribadahlah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang terdahulu (daripada kalian), supaya kamu (menjadi orang-orang yang) bertakwa.” (TMQ Al-Baqarah[2]: 21)



Hal ini termasuklah ibadah puasa yang dilakukan sepanjang bulan Ramadhan, adalah semata-mata untuk melahirkan insan yang bertakwa. Persoalannya adalah, apakah kriteria yang sebenarnya untuk menjadi insan yang bertakwa di sisi Allah SWT? Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat yang menggambarkan ciri-ciri orang yang bertakwa. Misalnya firman Allah SWT:

“Dan tidak (dinamakan) kehidupan dunia melainkan permainan yang sia-sia dan hiburan yang melalaikan: dan Demi Sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Oleh itu, tidakkah kamu mahu berfikir?” (TMQ Al-An’am[6]: 32)

Berdasarkan ayat di atas, jelas sekali bahawa Allah SWT menghendaki sesiapa yang ingin mendapatkan status takwa dalam dirinya agar memandang bahawa kehidupan di akhirat yang kekal dan hakiki, adalah lebih baik daripada kehidupan di dunia yang fana dan menipu. Hal ini sejajar dengan gambaran di dalam ayat yang lain, iaitu:

“Dan (ingatlah bahawa) kehidupan dunia ini (meliputi Segala kesenangan dan kemewahannya, jika dinilaikan Dengan kehidupan akhirat) tidak lain hanyalah ibarat hiburan dan permainan; dan sesungguhnya negeri akhirat itu ialah kehidupan Yang sebenar-benarnya; kalaulah mereka mengetahui (hakikat ini tentulah mereka tidak akan melupakan hari Akhirat)”. (TMQ Al-Ankabut[29]: 64)

Allah SWT menghendaki agar orang yang bertakwa memandang kehidupan akhirat dengan penuh kesungguhan. Ini kerana, di sanalah kehidupan hakiki yang akan dijalani oleh manusia. Sedangkan di dunia, Allah SWT menghendaki agar orang yang bertakwa untuk bersikap sewajarnya dan tidak lalai dalam usaha untuk meraih keberhasilan dunianya. Ini kerana Allah SWT menggambarkan kehidupan dunia ini sebagai tempat di mana manusia hanya sekadar bermain-main dan bersenda-gurau.



Di dunia, pada hakikatnya manusia tidak akan pernah meraih kebahagiaan dan penderitaan yang bersifat hakiki. Ini kerana, hanya di Syurgalah tempat yang hakiki bagi para pemilik kebahagiaan. Manakala neraka adalah tempat bagi pemilik penderitaan yang sebenarnya. Maka dari itu, alangkah naif, hina dan ruginya bagi orang yang sanggup mempertaruhkan kehidupan abadinya di akhirat kelak dengan alasan ingin merebut keberhasilan dunia. Sungguh orang-orang yang hidup dengan pemikiran sekular seperti itu tentu akan sangat menyesal ketika ia menyedarinya kesalahannya di akhirat kelak. Pada hari itu (hari hisab), penyesalan atas kekeliruan mereka sudah terlambat dan tidak akan berguna bagi mereka.

“Dan mereka berkata: Kalaulah Kami dahulu mendengar dan memahami (sebagai orang Yang mencari kebenaran), tentulah Kami tidak termasuk Dalam kalangan ahli neraka. Akhirnya mereka mengakui dosa-dosa mereka (sebagai orang-orang Yang kufur ingkar), maka tetaplah JauhNya rahmat Allah dari ahli neraka.” (TMQ Al-Mulk[67]: 10-11)

Maka benarlah ketika Allah SWT memerintahkan Nabi SAW agar menjauhkan dari golongan pencinta dunia. Sebab mereka tidak pernah peduli dengan peringatan yang datang dari Allah dan RasulNya.

“Oleh itu, janganlah Engkau (Wahai Muhammad) hiraukan orang yang berpaling dari pengajaran kami, dan tidak mahu melainkan kehidupan dunia semata-mata. (Kepentingan dunia) itulah sahaja tujuan terakhir daripada pengetahuan yang dicapai oleh mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang yang sesat dari jalannya, dan Dia lah jua Yang lebih mengetahui akan orang Yang mendapat hidayah petunjuk.” (TMQ An-Najm[53]: 29-30)

Nabi SAW juga memperingatkan dengan jelas dalam sebuah hadisnya tentang kesan negatif pemburu dunia.

مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ

“Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai cita-citanya, nescaya Allah SWT mencerai-beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran di hadapan kedua matanya dan Allah tidak memberinya dari harta dunia ini, kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya.” (HR Ibnu Majah, 4095)

Di sisi lain, Nabi SAW pula menjelaskan manfaat yang diperoleh bagi orang bertakwa, yang menjadikan akhirat sebagai tumpuan utamanya.

“Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai keinginannya, nescaya Allah SWT kumpulkan baginya urusan(dunia)-nya dan dijadikan kekayaan di dalam hatinya dan didatangkan kepadanya dunia bagaimana pun keadaannya.” (HR Ibnu Majah, 4095)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2013. Berita Menarik - All Rights Reserved
Design by Gusti Putu Adnyana Powered by idblogsite.com