Home » Unik Dan Menarik » Danau Patengan dan Batu Cinta di Bandung
Danau Patengan dan Batu Cinta di Bandung
hai gan tahu gag bahwa di bandung ada tempat yang unik mitosnya sih siapa yang ketempat tersebut bersama pasangannya maka ia akan langgeng??????
- Danau Patengan atau yang oleh masyarakat sekitar sana disebut dengan Situ Patengan terletak di Kecamatan Ranca Bali, meski dulunya masuk ke dalam Kecamatan Ciwidey. Objek wisata ini masuk dalam wilayah Kabupaten Bandung, tepatnya daerah Bandung bagian selatan yang berjarak kurang lebih sekitar 40 km dari Kota Bandung.Danau Patengan berada di ketinggian sekitar 1600 m di atas permukaan laut. Dengan kondisi yang seperti itu selain menjanjikan suhu udara yang sangat sejuk, juga tidak perlu diragukan lagi keberadaan panorama yang sangat indah. Dari awal jalan masuk menuju lokasi sudah terlihat hamparan hijau kebun teh yang tersusun begitu rapi dan beberapa pepohonan yang menjulang tinggi. Perkebunan strawberry juga banyak ditemui di sepanjang lokasi menuju danau. Perkebunan-perkebunan ini terbuka untuk umum, di mana pengunjung dapat memetik sendiri buah strawberry dari pohonnya yang ditanam di kantong-kantong plastik.
Dulunya kawasan Danau Patengan ini adalah cagar alam dan taman nasional, baru dibuka pada tahun 1981 sebagai kawasan wisata. Danau Patengan memiliki total luas cagar alamnya sekitar 123.077,15 hektar dengan luas danaunya sendiri 45 ribu hektar. Danau ini punya kedalaman 3 sampai dengan 4 m. Dengan luas dan kedalaman seperti ini, danau ini menjadi habitat yang tepat untuk berbagai jenis ikan seperti nila, tawes, dan gurami. Tarif masuk kawasan ini sebesar Rp 1.000,- per orang dan untuk kendaraan roda empat Rp 3.500,-. Danau ini terbuka terus seharian selama 24 jam, namun untuk fasilitas rekreasinya hanya ada sejak pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00.
Kondisi danau ini cukup terawat dan bersih dari sampah, ditambah lagi dengan banyaknya pohon kayu putih yang menjulang tinggi semakin menambah keasrian dan kesejukan udara di tempat ini. Fasilitas objek wisata ini cukup lengkap, mulai dari pusat informasi, musala, toko cindera mata, warung makanan, gazebo semacam saung tempat berteduh, sampai dengan sarana rekreasi air seperti perahu dan sepeda air.
Dengan tarif bervariasi mulai Rp10-50 ribu per orang selama 45 menit sampai dengan 1 jam, kita dapat menaiki sepeda air untuk memutari area danau. Besaran tarif tergantung pada jarak yang dituju. Sementara perahu boat yang tersedia di sini cukup banyak jumlahnya. Semuanya masih dalam kondisi yang bagus dan terawat. Apalagi dengan warna perahunya yang cerah, membuatnya terlihat begitu menyolok sekali dengan lingkungan danau yang didominasi warna hijau. Terdapat juga perahu dayung. Gazebo dan juga tempat-tempat duduk tanpa atap yang sudah disemen menjadi sarana tepat untuk menikmati keindahan danau. Jika perut lapar, deretan warung penjual makanan di dekat dengan areal parkir, siap membuat perut kita terisi penuh kembali.
Di seberang danau terdapat objek wisata yang begitu terkenal dengan mitosnya, bernama Batu Cinta. Dari batu inilah, berkembang bagaimana asal-usul Danau Patengan terbentuk. Konon, dahulu kala ada seorang pangeran dan seorang putri yang saling jatuh cinta. Mereka bernama Raden Indrajaya dan Dewi Rengganis. Namun karena keadaan, perjalanan cinta mereka tidak berjalan mulus dan seindah yang mereka bayangkan. Mereka pun harus berpisah. Dari derai derasnya air mata kesedihan mereka itulah terbentuk sebuah situ atau danau. Karena asmara yang begitu dalam, keduanya berniat untuk saling mencari. Karena itulah danau itu diberi nama pateangan karena dalam bahasa Sunda, "pateang-teangan" berarti saling mencari.
Hingga suatu ketika pasangan kekasih itu bisa bertemu kembali di sebuah batu yang bernama Batu Cinta itu. Di atas batu inilah mereka saling berjanji untuk mengikat asmara yang suci dan abadi. Dari sinilah beredar mitos siapapun yang berkunjung ke batu ini dengan pasangannya, maka cinta mereka akan selalu abadi. Batu Cinta itu berwujud dua orang manusia. Batu itu hanya akan nampak saat kemarau, tapi pada kenyataannya batu tersebut jarang sekali terlihat. Bahkan hanya pernah nampak pada tahun 1984.
Selain itu di tengah Danau Patengan terdapat sebuah pulau yang bernama Pulau Sasaka. Pulau ini tampak rindang dengan banyaknya pohon-pohon tinggi yang tumbuh di dalamnya. Pulau ini juga menyimpan mitos tersendiri di mana oleh juru kuncinya, dilarang untuk mengunjunginya kecuali pada tanggal 14 Maulid. Saat itulah penduduk biasanya mengadakan acara ritual semalam suntuk. Juru kunci itu sendiri tinggal di pinggir danau dengan bentuk rumahnya yang unik.
Untuk menuju kawasan Danau Patengan ini tidaklah sulit, jalan beraspal sudah tersedia sampai lokasi tersebut. Bahkan untuk yang tidak membawa kendaraan sendiri, bisa menggunakan angkutan umum yang berangkat dari terminal Ciwidey dengan tarif Rp. 5.000,- per orang yang sudah termasuk tiket masuk ke danaunya.
Bagaimana, para pasangan muda? Berniatkah Anda mengabadikan hubungan cinta Anda di Batu Cinta? Siapa tahu Anda berdua beruntung bisa melihatnya. tapi ada satu hal yang saya ingin sampaikan ..dalam islam kita tidak boleh percaya pada hal yang berbau mistik ......
sumber: kapanlagi.com
Cloud Labels
Affiliate Marketing
Artikel Dan Berita
Artikel Motivasi
Berita Mancanegara
Bisnis Online
blogging
Download Lagu Nasyid
Dunia Foto Dan Gambar
Dunia Islam
E-Books
English Article
Health
Hiburan
Komunitas Kita
Kuliner
Lirik Lagu
Mobile and PDA
Movies
Olahraga
PC Games
Pengetahuan
Play Game Flash
Selebritis
Software
Sports News
Teknologi
tentang islam
Tips Dan Trik
Top 10
Unik Dan Menarik
Useful Articles
Video
Video Religi
Posting Komentar