Jangan Main-main dengan Hidupmu

Pernah dengar nggak ungkapan-ungkapan kayak gini? “Ah elo nggak keren kalo nggak mabok!” ; “Ah elo nggak jantan kalo nggak ngerokok”; “Ah elo nggak gaul kalo nggak ditato”

Setuju nggak elo sama ungkapan-ungkapan tersebut? Kalo elo nggak setuju gue kasih jempol deh buat elo karena elo bisa menggunakan pikiran dan akal sehat elo dengan baik. Tetapi kata-kata tersebut sering banget menginspirasi banyak orang—nggak peduli tua atau pun muda—yang penting orang yang pikirannya pendek pasti akan ngikut aja. Orang model gini, biasanya berprinsip: yang penting sebuah pengakuan supaya bisa dibilang kerenlah, jantanlah gaullah dan sejuta predikat yang nggak nyambung sama fakta. Iya nggak?

Hasrat menjadi penting

John Dewey pernah bilang: “Desakan yang paling dalam di dalam diri manusia adalah hasrat menjadi penting”. Maka dari itu sesuai dengan faktanya banyak manusia berlaku bodoh hanya untuk menjadi penting, merasa dihargai, dipandang, serta dihormati, bahkan tak jarang hal bodoh itu dapat merusak diri mereka sendiri, orang lain serta membuat mereka tampak lebih bodoh.

Ya, ketika sesorang ditanya apakah ditato itu sakit, mereka menjawab, “Ya, tentu saja sakit” (gimana nggak sakit, wong jarum ditusuk-tusukkan ke tubuh campur tinta). Lalu kenapa kamu masih mau ditato? Dengan berbagai alasan pun dikemukakan: mulai dari alasan seni sampe alasan supaya sangar (apalagi kalo tatonya di wajah dengan gambar topeng Bali pasti dijamin tambah sangar).

Bro en Sis, tetapi apapun alasannya mereka telah melakukan hal yang tidak berguna. Udahlah ngabisin duit, nahan sakit, eh ujungnya susah cari kerja. Padahal mereka itu bukan anak orang kaya, istilahnya biar tekor asal nyohor. Kasihan deh, mereka cuma ikut-ikutan supaya dianggap keren. Istilahnya “posser”, atau follower, mereka mengikuti seorang public figure yang dianggap keren oleh kaum-kaum mereka sesuai dengan jamannya walaupun yang diikutinnya sisi negatifnya aja.

Dandanan sih masberto (masyarakat bertato) ala Oliver Skyes, Lars Federiksen atau Travis Barker tapi tetep aja kagak terkenal habisnya cuma follower. Yang ada malah jadi korban cibiran orang, karena bisanya cuma mengekor dan nggak punya jati diri. Kalo dipikir-pikir sih malah jadi alay (kampungan), Bro! Jadi, pikir-pikir lagi deh kalo mau ngelakuin suatu perbuatan. Jangan cuma ngikut doang. Ok?

Ghazwul fikri

Lha, istilah apaan nih? Kok pake bahasa Arab? Well, nggak apa-apa dong, biar kamu dikit-dikit ngerti istilah ini. Yup, artinya adalah perang pemikiran, euy! Nah, ada baiknya deh kita buka salah satu ayat di al-Quran (yang artinya): “…mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS al-Baqarah [2]: 217)

Seperti nukilan ayat di atas Allah Swt. telah memperingatkan kita bahwa orang-orang kafir selalu berusaha mengembalikan kita kepada kekafiran dengan cara apapun. Nah, cara yang paling efektif saat ini dilakukan di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam adalah dengan ghozwul fikri atau perang pemikiran.

Seperti yang dikatakan Samuel Zwemer dalam konferensi al-Quds pada tahun 1935: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (al-Quran dan Sunnah). Sehingga mereka menjadi orang-orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan), menjadi terpecah-belah dan jauh dari persatuan. Dengan demikian kalian telah menyiapkan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian”.

Nah lho, bagi elo yang mengaku Islam elo kudu hati-hati dengan alat perang yang namanya ghozwul fikri ini karena metode yang satu ini mempunyai banyak kelebihan yaitu dananya sedikit, dampaknya fatal dan berjangka panjang, sasarannya tidak terbatas dan tidak menimbulkan korban bagi si penyerang.

Dalam rangka memenuhi ambisi mereka maka diciptakanlah sebuah “trend” yang menyimpang dari ajaran agama Islam. Banyak perbuatan yang tidak berguna dianggap “keren”, maka diciptakanlah acara-acara televisi yang berbau budaya kebarat-baratan dalam sisi negatif seperti sinetron percintaan yang berujung pamer aurat dan perzinahan. Payahnya, hal itu kemudian diikuti oleh pemuda-pemudi yang akhlak dan pola pikirnya lemah. Malah akhir-akhir ini nih ada metode baru yang diciptakan dalam perang pemikiran, yaitu pencitraan bahwa orang Islam yang sering ngaji, berjenggot dan sering aktif dalam acara keislaman adalah teroris. Waduh!

Ngomong-ngomong soal ini, gue jadi inget cerita temen gue. Kalo nggak salah temen gue itu cerita waktu dia balik kampung ada seorang bapak yang bilang gini ke dia hanya karena liat penumpang lain yang berjenggot panjang sambil bawa tas, “Dek, saya kalo ngeliat orang seperti itu ngeri jadinya, takut bawa bom”. Ckckck…

Bro en Sis, lagian bukankah seharusnya kita bertanya lagi: kok kalo ada mafia di Italia atau Yakhuza di Jepang yang sering bikin onar, mereka nggak menghubungkan dengan agamanya? Atau Israel yang udah jelas-jelas telah membantai umat Islam di Palestina mereka nggak pernah ngehubungin sama agamanya. Tapi kalo orang Islam, langsung aja deh dituduh tanpa bukti. Jadinya orang takut untuk mengkaji Islam lebih dalam. Padahal kalo yang udah mengkaji Islam pasti tahu deh kalo Islam itu mengajarkan kebaikan bukan keburukan. Wah, wah, bahaya benar ya perang opini ini. Sampe-sampe orang Islam aja saling curiga dengan sesamanya. Waspadalah!

Jangan sia-siakan hidupmu

Boys and gals, kita kudu yakin bahwa kita itu diciptain sama Allah Swt. nggak sia-sia. Sebab, hidup kita ini terlalu berharga bila nggak digunakan dengan sebaik mungkin. Sampai-sampai Allah berfirman dalam surat al-Mu’minuun ayat 115 (yang artinya). “Maka Apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”

Tuh kan, bener lho. Kematian itu selalu dekat dengan kita. Jadi kita harus memanfaatkan hidup kita dengan sebaik mungkin. Allah Swt. aja menciptakan kita bukan main-main (bukan asal aja), kok kitanya malah main-main di dunia ini. Jangan mentang-mentang elo masih muda lalu elo hidup maen-maen dan cenderung santai. Pikirin deh, gimana jadinya kalo di tengah jalan tiba-tiba elo meninggal dunia dalam keadaan bermaksiat? Nggak banget ah. So, mulai sekarang elo harus berpikir kematian itu mengincar siapa aja dan jangan sampai elo meninggal dalam keadaan suul khotimah (buruk di akhir hayat). Justru di masa mudalah kita harus menggunakan waktu sebaik-baiknya.

Sebenarnya nih, Bro, kalo ingin mendapat pengakuan dari orang lain dengan menjadi terkenal sebenarnya ada dua jenis: terkenal dari sisi positif dan terkenal dari sisi negatif. Sedangkan keduanya juga sama-sama membutuhkan usaha yang sama sulitnya. Jadi kita tinggal milih tuh mau terkenal lewat sisi mana. Kita tuh hidup di dunia bukan cuma numpang makan dan buang air doang (plus beranak), tapi harus bisa menjadi pribadi yang bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi orang lain.

Udah seharusnya kita bangga jadi orang muslim. Banyak tokoh muslim yang menginspirasi dunia. Contohnya Ibnu Sina (Avicena), karena keilmuan kedokterannya dia menjadi inspirasi dunia karyanya yang terkenal yaitu al-Qonun fi at-Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran. Ada lagi nih seorang penemu konstruksi mesin terbang pada abad ke 9 yaitu Abbas ibn Firnas. Dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian. Tapi tetep aja yang sering diangkat ke media atau yang kebanyakan orang tahu Da Vinci lah penemu konstruksi pesawat terbang pertama. Ini juga bagian dari ghazwul fikri.

Wuih kalo bicara tentang ilmuwan muslim yang sukses dan orang muslim yang menggoncang peradaban dunia nggak bakal ada abisnya, Bro. Tetapi memang kadang kita nggak mengenal mereka, apalagi orang-orang dulu karena orang Eropa sering mengganti nama ilmuwan muslim menjadi nama-nama latin. Mungkin juga itu dilakukan supaya kita nggak mengenal kejayaan Islam di masa lalu. Kalo zaman sekarang kayaknya sedikit sekali ilmuwan muslim dan tentunya amat beda kualitasnya jika dibandingkan dengan masa kekhalifahan. Sebab, di masa kekhalifahan pendidikan itu harganya nggak mahal. Malah, di masa Khalifah Harun ar-Rasyid, beliau mendirikan Baitul Hikmah atau gedung ilmu pengetahuan dimana kitab-kitab bahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sehingga pengetahuan itu gampang didapat oleh rakyat dan dikembangkan lagi oleh ilmuwan muslim.

Sebenarnya kalau kita ingin mendapatkan pengakuan dan dikenang orang dalam kebaikan, bukanlah dengan cara-cara yang nggak bener, tetapi dengan cara yang sesuai dengan koridor keislaman. Contohnya nih, dengan belajar. So, selagi elo masih sekolah elo belajar yang pinter supaya nanti bisa menjadi ilmuwan muslim yang handal. Selanjutnya karena belajar adalah tradisi utama bagi umat Islam, maka harus dihiasi dengan akhlak islami. Supaya apa? Supaya mantap dong ya. Nah, biar lebih mantap lagi, jangan lupa juga dengerin acara kita di program [klinik] gaulislam setiap hari Rabu jam 05.30 WIB di KISI 93,4 FM Bogor. Kamu bisa kirim SMS pas acara, atau malah bisa ikutan siaran bareng. Kamu mau kan? So, biar keren, kita bilang: “Nggak ngaji, nggak trendi!”
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2013. Berita Menarik - All Rights Reserved
Design by Gusti Putu Adnyana Powered by idblogsite.com