Menjelang Konferensi Rajab 1432 H, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi simpatik dengan tema “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah”. Aksi simpatik ini digelar di berbagai kota di Indonesia.
Kota Bogor
Kamis(21/4) pukul 16.00 WIB, ratusan massa dan simpatisan mengikuti aksi simpatik Hizbut Tahrir Indonesia membawa tema Hidup sejahtera di Bawah Naungan Khilafah. Aksi ini digelar di tugu Kujang Bogor. Di tengah cuaca yang mendung dan hujan para simpatisan tidak bergeming untuk meninggalkan tempat, mereka menyerukan semangat syariah dan khilafah hingga acara selesai, aksi damai ini merupakan salah satu bentuk untuk mengopinikan kepada masyarakat bogor akan bobroknya sistem demokrasi saat ini dan solusi yang terbaik adalah sistem islam yaitu syariah dan khilafah.
Kabupaten Bogor
HTI DPD II Kab. Bogor juga menggelar aksi simpatik “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah”. Aksi kali ini disenggelarakan pada hari Jumat (22/4) pagi. Aksi ini digelar di dua tempat, yakni di depan Kampus IPB Darmaga dan di depan Pasar Cibinong Bogor.
Ustadz KH. Muhyidin dari Leuwiliang memberikan orasi dan doa penutup
BandungHTI Jabar mengadakan aksi simpatik “Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah” pada Kamis (21/04) mulai pukul 09.00-11.00 wib. Aksi yang dilakukan dengan longmarch dari depan Pusdai Jabar menuju depan lapangan gasibu ini dihadiri oleh ratusan aktivis dan simpatisan Hizbut Tahrir. Hadir pula beberapa orang orator, yakni Ust, Taufik Abdul Karim, Dr. Arim Nasim, Ust. Asep Kurniawan dan Ust. Luthfi Afandi.
Para orator menjelaskan kepada publik bahwa dengan tidak adanya Khilafah Islam, masyarakat hidup dalam keterpurukan. Menurut Dr. Arim, Indonesia adalah negeri yang kaya, akan tetapi ironis, puluhan juta penduduknya masih berada dalam kemiskinan. Hal tersebut menurutnya disebabkan oleh penerapan Sistem Ekonomi Kapitalis. Maka masih menurut Arim, banyaknya bermunculan teroris, berarti itu karena andil Sistem Kapitalis!, ujarnya berapi-api.
Orator lainnya Ust. Asep Kurniawan menjelaskan, solusinya tidak ada yang lain kecuali Khilafah. Penerapan syariat Islam dalam bidang ekonomi menurutnya dapat menyejahterakan masyarakat. Penerapan sistem hukum Islam menyebabkan masyarakat hidup tenteram dan penerapan pendidikan Islam akan memunculkan generasi yang cemerlang.
Selain itu, turut juga dibacakan pernyataan sikap HTI tentang “Bom Cirebon” oleh Humas HTI Jabar, Luthfi Afandi. Dalam kesempatan tersebut Luthfi menegaskan bahwa Siapapun pelaku dan apa motivasinya, peristiwa ini harus dinyatakan tidak ada hubungannya dengan Islam atau perjuangan Islam, oleh karena tindakan keji itu bertentangan sama sekali dengan ajaran Islam itu sendiri. Sangat jelas, syariat Islam melarang dengan tegas melukai apalagi membunuh siapapun tanpa alasan yang dibenarkan secara syar’iy, terlebih bila itu dilakukan saat orang-orang sedang melaksanakan ibadah shalat Jumat di dalam masjid, dan tindakan itu menimbulkan kematian bagi dirinya”.
Lebih lanjut Luthfi menambahkan, bahwa sangat boleh jadi tindakan ini bertujuan untuk mengadu domba antara kelompok-kelompok Islam dengan pihak kepolisian. Bisa juga untuk makin mematangkan situasi dan kondisi masyarakat menjelang pengesahan RUU Intelijen, bahwa RUU memang diperlukan untuk memberikan kewenangan lebih kepada lembaga intelijen guna mengantisipasi peristiwa semacam itu tidak terjadi lagi di masa mendatang, ujarnya.
Yang cukup menarik perhatian publik dan wartawan adalah sesi penyerahan bunga kepada pihak kepolisian dan wartawan yang diserahkan oleh Luthfi Afandi selaku Humas dan Ketua DPD I HTI Jabar, Ust, M. Ryan, M.Ag. Bunga yang diberikan kepada pihak kepolisian dan wartawan tersebut merupakan simbol bahwa gerakan perjuangan penegakkan syariah dan Khilafah Islam, dilakukan tanpa kekerasan apalagi hingga menimbulkan korban jiwa, karena hal tersebut pasti bertentangan dengan Islam. Ini menunjukkan, bahwa Hizbut Tahrir adalah sahabat semuanya, sahabat ummat Islam bahkan sahabat polisi dan wartawan pungkas Humas HTI Jabar.
Samarinda
Kamis, 21 April 2011 bertempat di simpang 4 Voorvo Samarinda, HTI DPD II Kota Samarinda pukul 16.00 wita sore hari melakukan aksi simpatik dalam rangka merepon problem ummat islam saat ini akibat dari diterapkannya sistem kapitalisme di negeri-negeri islam termasuk Indonesia. Aksi yang diikuti oleh ibu-ibu dan anak ini mengusung tema ” hidup sejahtera di bawah naungan khilafah”. Dalam orasi aksi, para orator bergantian menyampaikan permasalahan yang timbul akibat diterapkannya sistem kapitalisme di negeri-negeri islam meliputi aspek ekonomi, pendidikan, sosial, hukum dan peradilan, dimana di ujung orasi beliau-beliau menyampaikan akan wajibnya menerapkan syariah dan menegakkan khilafah sebagai solusi terhadap problem ummat islam saat ini. Salah satu orator juga sempat menyinggung ada gerakan islam yang menggunakan metode cuci otak dalam merekrut, isu yang lagi hangat di televisi. Beliau menyampaikan bahwa berbeda dengan Hizbut Tahrir yang memberi pemahaman kepada ummat dalam kondisi sadar bukan dengan menggunakan metode cuci otak/hipnotis.
Aksi yang diikuti oleh ratusan masa ini berjalan tertib, terlihat aparat kepolisian terlihat santai berada di sekitar peserta aksi dengan 2 mobil DALMASnya. Muhmmad Yusli selaku penanggung jawab aksi di sela-sela wawancaranya dengan stadion RRI Samarinda yang melakukan siaran live menyampaikan bahwa aksi ini sekaligus untuk mensosialisasikan agenda besar Hizbut Tahrir DPD I Kalimantan Timur, yaitu Konfrensi Rajab 1432 H Kalimantan Timur yang akan diadakan pada bulan Juni tepatnya tanggal 12 Juni 2011 bertempat di GOR Segiri Samarinda-Kalimantan Timur. Estimasi peserta yang akan hadir sekitar 5000 ummat islam se-Kalimantan Timur, ujarnya. Agar aksi ini bertambah meriah, selain membagikan selebaran, panitia aksi ini juga membagikan setangkai bunga kepada para pengguna jalan. Sebelum aksi ini ditutup dengan do’a, sebelumnya ditampilkan aksi teatrikal oleh panitia aksi, dimana teatrikal menggambarkan kondisi negeri-negeri muslim termasuk indonesia yang tercerai berai, dan kemudian dijajah oleh negara-negara kapitalis seperti AS dan sekutu-sekutunya lewat jalan demokrasi dan penjanjian konprehensif (kemitraan). Aksi teatrikal kemudian diakhiri adegan bersatunya negeri negeri muslim dalam satu panji islam dan mampu mengalahkan negara-negara yang mengusung kapitalisme. (infokomhti_smd)
Sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2011/04/22/aksi-simpatik-kampanye-hidup-sejahtera-di-bawah-naungan-khilafah/
Posting Komentar