RMOL. Hubungan Singapura dan Malaysia panas dingin. Hal ini terjadi gara-gara petugas imigrasi Malaysia menghukum dua perempuan warga Negeri Singa squat sambil telanjang. Singapura pun berang.
Kementerian Pertahanan Singapura menyatakan keke*cewaan atas perlakuan yang di*alami warganya. Kedua pe*rem*puan itu ditahan selama 48 jam di Johor Bahru (JB). Negeri Mer*lion itu menuntut Malaysia untuk memberikan penjelasannya me*ngenai hal ini.
Dua wanita itu, yang ingin di*sebut sebagai Chang and Lim, mengatakan kepada The Straits Times, mereka diborgol. “Kami dilempar ke belakang bar, di*pak*sa untuk menanggalkan pa*kaian dan melakukan squat,” curhat mereka ke Straits Times.
Mereka mengaku dihukum seperti itu karena lupa meminta stempel pada paspor, Menurut mereka, tidak adanya petugas di saat keduanya mengemudi me*lalui jalur yang menghubungkan Singapura dan Johor Bahru, tak ada seorang petugas pun di pos Imigrasi.
“Konsulat kami di Johor Bahru telah menghubungi pihak Imigra*si Malaysia untuk menyelidiki prosedur penyidikan dan pena*hanan yang dijalani kedua warga Singapura itu,” kata juru bicara Kemlu Singapura.
Chang, manajer industri asu*ransi berusia 30-an dan Lim, agen real estate berusia 20 tahun, ber*temu dengan petugas ke*kon*su*leran, Selasa (14/6), untuk men*ceritakan penderitaan mereka.
Ceritanya, mereka akan me*nyantap makanan ringan di Ma*laysia, pekan lalu. Lalu, mereka ditanyai petugas imigrasi, dan kemudian dibawa ke pusat ta*hanan Pekan Nenas di Pontian. Di sana mereka diperintahkan untuk menggalkan pakaian dan mela*kukan squat (olahraga jongkok-berdiri berkali-kali) masing-masing 10 kali.
Menteri dalam Negeri Ma*lay*sia Hishammuddin Hussein ber*janji untuk melakukan pe*nye*lidikan atas insiden ini. Hi*sham*muddin mengatakan, pe*nye*li*dikan akan melibatkan tiga ins*tan*si; polisi, Kementerian Imi*gra*si dan petugas di depot penahanan.
“Kami ingin segera me*nye*lesaikan masalah ini,” katanya di Kuala Lumpur, kemarin.
Penyelidikan akan meninjau standar prosedur operasional pe*nahanan di pos pemeriksaan un*tuk menentukan apakah penye*lesaian secara hukum diperlukan.
“Mereka tidak dipermalukan, saat ditelanjangi hanya disak*sikan para petugas wanita,” kilah kepala imigrasi Johor Baru Nasri Ishak. Dia mengatakan, pene*lan*jangan hanyalah prosedur ru*tin untuk menggeledah ter*sangka. Masalah squat, Ishak mengakui tidak sesuai prosedur.
Kecaman atas kasus ini datang dari partai oposisi Malaysia, DAP (Democratic Action Party Ma*laysia. Mereka mengatakan, ka*sus ini memalukan dan konyol, serta dapat merusak citra Ma*laysia di mata asing.
“Tidak ada yang mau ke negara kita lagi kalau begini. Ini akan mempengaruhi citra Malaysia sebagai daerah tujuan wisata,” sentil tokoh DAP Bakri Er Teck Hwa. [rm]
Sumber : http://internasional.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=30197
Posting Komentar