Hampir kebanyakan para penguasa di Timur Tengah didukung oleh AS sekalipun mereka melakukan kediktatorannya secara nyata. Rakyat rupanya sudah bosan dengan diamnya mereka atas kediktatoran penguasa yang telah lama menyakiti umat Islam tersebut. Selain menjadi sekutu dekat Negara Penjajah AS, Hosni Mubarak juga sangat dekat dengan para pemimpin Israel.
Pemerintah telah memblokir layanan telepon seluler dan internet yang diduga sebagai sarana mengumpulkan massa. Tetapi pada hari Jumat, usai sholat Jumat mungkin hampir jutaan kaum Muslim rakyat Mesir turun ke jalan-jalan untuk mendesak pengunduran diri Hosni Mubarak.
Penguasa setempat menggunakan pasukan keamanan untuk mencoba mempertahankan kekuasaanya. Para pengunjuk rasa pun dihadapi oleh pihak keamanan. Di beberapa tempat kekerasan pun pecah.
Kelompok opisisi terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin, sebelumnya meminta semua warga Mesir untuk turun ke jalan. Sumber mengatakan para pemimpin opisisi ditangkap besar-besaran di seluruh negeri.
Pengacara kelompok itu Abdel Moneim Abdel Maksoud mengatakan setidaknya delapan tokoh senior ditangkap dalam operasi Jumat subuh, termasuk tiga juru bicara Essam El Erian, Mohamed Mursi dan Hamdy Hassa.
Satu sumber keamanan mengkonfirmaikan bahwa pihak berwenang memerintahkan dilakukan tindakan tegas terhadap kelompok itu Kamis malam: "Kami memerintahkan pasukan keamanan menindak para aktivis Ikhwanul Muslimin," kata sumber itu kepada Reuters.
Sementara AS yang telah menjadi sekutu dekat Mesir bertahun-tahun menunjukkan muka duanya. Mereka berupaya seolah berada bersama rakyat dengan memberkan saran-saran kepada penguasa Mesir untuk memenuhi tuntutan rakyat. Di balik itu, segala rencana untuk meneruskan pengganti Mubarak mungkin telah disiapkan AS.
Presiden Mesir Hosni Mubarak hari Jumat memperluas jam malam yang mencakup seluruh 28 wilayah gubernuran di negara itu, demikian diumumkan televisi pemerintah pada akhir hari keempat protes. Ia sebelumnya memberlakukan jam malam hanya di Kairo, Iskandariyah dan Suez.
Berita terbaru menyebutkan Sekurang-kurang 13 orang terbunuh dalam protes anti pemerintah di kota Suez selama empat hari protes. Bahkan pihak keamanan pun menyerang para pengunjuk rasa yang sedang melaksanakan sholat di tengah-tengah aksi [Baca: Biadab! Keamanan Rezim Mubarak Serang Shalat Para Pengunjuk Rasa [video]].
Rakyat Mesir turun ke jalan-jalan untuk menumbangkan Mubarak ini terilhami oleh keberanian rakyat Tunisia yang sebelumnya telah menumbangkan Presiden Diktator Zine El Abidine Ben Ali. Bahkan di Tunisia, ribuan orang bukan saja meminta Presidennya mundur tetapi juga mendesak pergantian sistem menuju Sistem Khilafah, sebuah institusi pelaksana syariah.
Pergantian rezim saja tidak cukup bagi umat ini selama sistem yang diterapkan masih mengacu pada sistem Barat seperti demokrasi yang telah rusak tersebut. Yang dibutuhkan umat bukan saja pergantian orang tetapi juga pergantian sistem menuju kepada sistem yang lebih baik. Sistem terbaik hanya ada dalam sistem Islam, sistem yang berasal dari Tuhan Pencipta Alam.
Sistem Islam diterapkan secara utuh dalam sebuah institusi yang telah terbukti membawa kesajahteraan kepada dunia. Institusi tersebut adalah Khilafah Islamiyyah sebuah kepempimpinan tulus yang akan menyatukan kaum Muslim seluruh dunia dan mengembalikan semua sumber daya milik umat hanya kepada umat. Insya Allah, semakin dekat! [m/prstv/ant/syabab.com]
Galeri Foto:
Posting Komentar