Konsumsi teh pada anak sebaiknya dibatasi. Kafein di dalam teh sangat mudah diserap usus, sehingga bisa menimbulkan beberapa gangguan pada tubuh anak.
ogahrugi.com
Kafein juga bisa membuat anak gelisah dan sulit tidur, padahal anak dan balita sangat disarankan untuk banyak tidur demi tumbuh kembang yang maksimal.
Anda penyuka kopi dan teh? Jika ya dan tak ada pantangan yang mengharuskan Anda menjauhi kedua minuman ini, maka Anda patut bersyukur. Kandungan kafein di dalam keduanya, bila diminum tak berlebihan bisa memberikan beberapa keuntungan bagi metabolisme tubuh. Salah satunya menjadi pemicu kinerja seseorang.
Contoh sederhana, ketika Anda merasa kurang bergairah, Anda disarankan untuk mengkonsumsi teh atau kopi. Tak perlu menunggu lama, kafein pada teh atau kopi akan membuat Anda segar dan mampu melanjutkan kembali tugas-tugas Anda.
Tapi hal ini tidak berlaku buat anak-anak. Mengapa?
Kandungan yang terdapat pada teh yang memberikan dampak buruk bila dikonsumsi oleh bayi dan balita. Teh mengandung kafein yang sama banyak dengan kopi. Hal ini dibuktikan melalui penelitian IPB tahun 2007, yang menyatakan bahwa kadar kafein teh dan kopi ternyata relatif sama besar, yakni o,6 persen.
Kafein sendiri membawa dampak buruk bagi pertumbuhan bayi dan anak-anak, dimana zat ini bisa mempengaruhi susunan saraf otak dan mempengaruhi kerja sistem sarafnya. Kafein juga bisa membuat anak gelisah dan sulit tidur, padahal anak dan balita sangat disarankan untuk banyak tidur demi tumbuh kembang yang maksimal.
Kafein adalah zat yang mudah diserap usus. Bahkan lebih dari 99% kafein yang dikonsumsi akan segera diserap oleh darah dan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh hingga ke otak. Sebaliknya kafein adalah zat yang tidak mudah dikeluarkan oleh tubuh melalui urin. Kadar kafein dalam darah akan lama mengendap sebelum nantinya terbuang bersama urin. Pada orang dewasa dibutuhkan waktu hingga 5-6 jam untuk menggeluarkan setengah dari kadar kafein dalam darah. Sedangkan pada bayi membuthkan waktu hingga 14 jam untuk mengeluarkan kadar kafein.
Selain kafein, teh juga mengandung zat berbahaya yang disebut tannin. Tannin yang terkandung dalam teh dapat menurunkan penyerapan zat besi oleh tubuh. Mineral besi dalam teh akan diikat oleh tannin, yang menimbulkan reaksi terbentuknya tannat, yang selanjutnya terbuang melalui feses. Reaksi tersebut bisa menyebabkan anemia pada bayi. Asam tannat dalam teh juga dapat mempengaruhi penyerapan vitamin B oleh tubuh, akibatnya bayi akan mengalami defisiensi vitamin yang dibutuhkan otak untuk proses tumbuh kembang.
sumber : news.id.msn.com/lifestyle
Posting Komentar