Presiden Dmitry Medvedev, seperti dilansir kantor berita Associated Press, menyebut insiden teror bom bandara Moskow sebagai serangan teroris. Dia lalu membatalkan kunjungan ke Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, karena ingin terfokus pada penyelidikan serangan teror ini sekaligus memastikan bahwa keamanan di Rusia harus diperbaiki.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas serangan itu. Kantor berita Interfax mengungkapkan bahwa petugas menemukan kepala seorang tersangka pengebom bunuh diri. Pihak berwenang menduga bahwa insiden itu dilakukan oleh satu orang. "Pelaku kemungkinan memasang bom di sabuknya," kata Vladimir Markin, juru bicara tim penyelidik.
Insiden itu berlangsung di terminal kedatangan internasional. Menurut kalangan pakar, tempat itu rawan menjadi lokasi serangan karena terbuka bagi siapa saja. Tidak seperti di terminal keberangkatan, pengunjung di balai kedatangan bandara tidak harus melalui pemeriksaan ketat.
"Bandar udara merupakan tempat yang sangat ramai, dikunjungi oleh para penumpang, penjemput atau pengantar, dan juga jadi lokasi bisnis," kata Philip Baum, editor majalah Aviation Security International.
Presiden AS, Barack Obama, mengatakan pengeboman itu merupakan "aksi terorisme yang sangat hina." Komentar serupa juga dilontarkan Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Ini merupakan kali kedua Bandara Domodedovo menjadi target serangan teroris.
Pada 2004, dua perempuan yang membawa bom di tubuh masing-masing berhasil menembus pemeriksaan di Domodedovo setelah membeli tiket secara ilegal dari petugas bandara. Mereka selanjutnya masuk ke dalam suatu pesawat, yang meledak di tengah penerbangan, dengan menewaskan 90 orang.
Tahun lalu, Moskow pun menjadi target para teroris. Dua pengebom bunuh diri saat itu beraksi di suatu stasiun kereta bawah tanah pada Maret 2010 sehingga menewaskan 40 orang.vivanews.com
Posting Komentar