Plastik terdiri atas berbagai bahan kimia (monomer). Dalam kondisi tertentu, kontak antara plastik dan makanan bisa menyebabkan migrasi (perpindahan) bahan-bahan kimia dari wadah ke makanan.
Migrasi terjadi akibat pengaruh suhu panas makanan, penyimpanan, atau proses pengolahannya. Semakin tinggi suhu maka semakin tinggi kemungkinan terjadi migrasi. Lamanya waktu penyimpanan makanan juga berpengaruh terhadap perpindahan materi berbahan kimia ini.
Semakin lama kontak antara makanan dengan kemasan plastik, semakin tinggi jumlah bahan kimia yang bermigrasi ke makanan. Jika hal ini terjadi terus-menerus akan mengganggu kesehatan dan bisa meningkatkan risiko kanker.
Dr Yadi Haryadi, pakar pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan ITB, berbagi kiat mengenali plastik yang aman untuk wadah makanan dan minuman:
1. Memenuhi salah satu kriteria: simbol gelas dan garpu, tulisan "Food Grade", atau tulisan "Approved by FDA", sehingga dinyatakan aman untuk digunakan sebagai alat makan.
2. Jangan tergiur wadah yang berharga murah, tetapi memberikan resiko buruk bagi kesehatan.
3. Pilih merek dagang yang sudah dipatenkan.
4. Beli dari penjual atau dealer resmi untuk menghindari produk palsu.
5. Memenuhi standar mutu dan keamanan pangan dari lembaga berwenang, baik negara asal atau di Indonesia.
Di era yang menuntut kepraktisan seperti sekarang ini, hampir semua orang pernah menggunakan wadah plastik sebagai tempat makanan dan minuman. Bobotnya yang ringan dan bentuknya yang beragam membuat wadah plastik jadi pilihan favorit.
Sayangnya, tidak semua orang mengetahui pemilihan wadah plastik yang aman untuk kesehatan. Banyak orang yang menganggap kemasan makanan sebagai "pelindung" makanan semata tanpa memperhitungkan aman atau tidaknya. Ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor, Yadi Haryadi, dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu mengungkap, bahwa aman tidaknya makanan kemasan, bergantung pada jenis bahan kemasannya. Salah satu bahan kemasan yang harus diwaspadai adalah plastik. Tak bisa dipungkiri, plastik memang cenderung praktis dan tahan lama. Meskipun begitu, plastik tetap punya kelemahan. Wadah plastik juga bisa merusak makanan bahkan membuat makanan menjadi racun bagi tubuh melalui proses migrasi berbagai komponen kimia dari kemasan plastik ke makanan. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Yadi menerangkan, masalah tersebut muncul saat terjadi kontak langsung antara makanan dan kemasan plastik. Komponen kimia plastik, seperti monomer yang terperangkap dan zat aditif lainnya seperti plasticizer, pewarna dan antioksidan bisa bermigrasi atau berpindah ke makanan. Padahal, bahan-bahan kimia itu ada yang bersifat karsinogenik. Jika terkonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh, tumpukan komponen beracun ini bisa menimbulkan berbagai penyakit berbahaya termasuk kanker. Menurut Yadi, perpindahan komponen kimia itu umumnya terjadi saat kemasan plastk bersentuhan dengan makanan, khususnya yang berbentuk cair atau semi padat, makanan berminyak dan asam. Proses perpindahan komponen kimia plastik dipercepat dengan pemanasan.
Di samping faktor tersebut, proses migrasi juga dipengaruhi oleh durasi penyimpanan. Semakin lama kontak antara kemasan dan makanan, maka kemungkinan jumlah kandungan yang berpindah akan semakin besar. Bila demikian, apakah kita harus meninggalkan wadah plastik? Tentu tidak.a Sebab, selain praktis, wadah plastik juga ramah lingkungan karena bisa didaur ulang. Yang perlu kita lakukan adalah memilih wadah plastik yang aman bagi kesehatan, Food Grade.
Dalam memilih wadah plastik, cara yang mudah diterapkan adalah dengan memastikan wadah plastik itu tergolong food grade. Hal itu bisa dilihat dari pencantuman tulisan food safe atau food grade. Selain tulisan itu, kadang ada juga wadah plastik yang mencantumkannya dalam bentuk logo gelas dan garpu, atau tulisan approved by FDA. Pencantuman itu menandakan wadah plastik telah melalui serangkaian uji yang memastikan keamanannya. Seperti, aman untuk membungkus makanan yang masih panas, bahkan dapat digunakan untuk mempertahankan panas makanan di dalamnya.
Namun, pencantuman lambang food grade saja tidak cukup. Kredibilitas produsen wadah plastik juga perlu diperhatikan. Memilih wadah plastik dari produsen kredibel dengan merek dagang yang sudah dipatenkan, menjamin keamanannya. Bisa jadi, produk itu harganya relatif mahal. Hal itu wajar saja. Mengingat, kemasan yang telah memiliki standar food grade pasti harus memenuhi standar produksi tertentu yang jauh lebih baik dan tentunya berbiaya lebih mahal pula. Bukankah lebih baik memilih yang mahal namun berkualitas, daripada yang murah namun tidak terjamin keamanannya? Kesehatan Anda tentu tidak bisa dikorbankan demi harga murah.
Wadah plastik tetap aman, kalau digunakan dengan tepat. Wadah plastik mana yang bisa bersahabat dengan kita? Banyak sekali macamnya, perhatikan beberapa tips berikut, agar Anda tepat memilih wadah plastik yang aman digunakan.
Jangan yang Murah
- Jangan membeli wadah plastik yang terlalu murah. Anda harus curiga kalau-kalau kualitasnya tidak bagus atau barang tersebut palsu. Sebaiknya beli wadah plastik dari distributor resmi.
- Ikuti instruksi penggunaan. Perhatikan saat mencuci plastik agar tidak terlalu keras karena bisa merusak permukaannya. Atau, jangan masukkan ke microwave bila tidak ada tanda bisa digunakan di microwave.
- Ganti bila warnanya sudah berubah dan rusak karena umumnya sudah tidak aman lagi dipakai dan bisa menimbulkan kontaminasi bahan kimia ke makanan atau minuman.
- Jangan masukkan makanan atau minuman panas langsung ke wadah plastik. Tunggu agak dingin atau Anda bisa mengalasi makanan dengan daun pisang.
Wadah plastik yang Anda beli setidaknya memiliki salah satu tanda berikut ini:
- Ada tanda food grade, yaitu logo gelas dan garpu, artinya plastik tersebut layak dipakai untuk memproduksi perlengkapan makan.
- Ada tanda food safe, yaitu logo contreng, artinya makanan atau minuman tersebut aman tidak terkontaminasi bahan-bahan kimiawi.
- Ada tanda approved by FDA, artinya benda tersebut sudah lolos uji dan dinyatakan aman digunakan oleh FDA (Food and Drug Administration, lembaga pengawasan obat dan makanan AS).
- Ada merek dagang yang dipatenkan, yaitu ada logo M (trade mark) atau R (registered). Artinya produk tersebut sudah terdaftar dan terjamin keasliannya.
Maraknya himbauan untuk berhati-hati menggunakan produk kemasan plastik membuat kita semakin ngeri. Apa sih yang aman untuk kita gunakan? yang ini tak aman yang itu juga tak aman. Jika plastik juga tak boleh digunakan, lalu harus diganti dengan apa?
(c) howtocleanstuff
Kemasan plastik yang Anda gunakan tak harus diganti, karena tak semua kemasan plastik tidak aman untuk dipakai. Ketakutan yang sebenarnya terjadi tatkala kemasan plastik Anda mengandung Bisphenol A, dan zat-zat lain yang berbahaya untuk kesehatan, oleh karena itu beberapa kemasan plastik dikatakan tidak berbahaya.
Bisphenol A adalah bahan yang digunakan dalam kemasan plastik untuk membuatnya lebih keras dan kuat. Berbagai penelitian soal bahaya Bisphenol A dilakukan, dan sampai sejauh ini diketahui bahwa Bisphenol A dapat:
1. Mempengaruhi kekacauan hormon dan ketidakseimbangan perkembangan hormon manusia
2. Pada beberapa kasus Bisphenol A juga dapat menyebabkan keracunan
3. Menyebabkan penyempitan pembuluh darah
4. Memicu diabetes
Sampai saat ini penelitian terhadap Bisphenol A masih dikembangkan, namun tak ada salahnya jika Anda berhati-hati dan lebih cermat memilih kemasan plastik yang Anda gunakan. Tak harus menolak dan membuang semuanya, namun lebih baik perhatikan aturan kemasan plastik mana saja yang aman untuk Anda.
Tips Aman:
1. Rata-rata kemasan plastik merupakan produk daur ulang, di setiap produk daur ulang tersebut terdapat label khusus yang menunjukkan keamanan kemasan seperti yang telah dipaparkan di atas. Produk plastik dengan label di atas no. 4 kemungkinan besar mengandung Bisphenol A. Untuk itu selalu gunakan kemasan plastik dengan label no. 1 - 4 yang aman dan tidak mengandung Bisphenol A.
2. Jangan memanaskan kemasan plastik di atas api baik secara langsung maupun tidak langsung, karena kita tidak tahu bahan kimia apa saja yang terdapat di dalamnya. Jadi hindari menuangkan masakan atau makanan panas ke wadah plastik agar bahan kimianya tidak menguap keluar.
3. Jangan menggunakan tas kresek atau pembungkus lain untuk membungkus secara langsung makanan yang Anda konsumsi, karena bisa saja bahan kimianya mempengaruhi makanan Anda.
Yuk, cek ulang kemasan yang Anda miliki, apakah masih aman untuk digunakan?
Posting Komentar