Serangan Taliban Tewaskan Dua Tentara NATO

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL--Dua tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas pada Jumat dalam serangan terpisah pejuang di Afghanistan selatan dan barat pada hari terakhir 2010, yang membuat jumlah kematian tentara asing setidak-tidaknya menjadi 711 pada 2010, kata pejabat NATO. Seorang anggota Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO tewas akibat serangan peledak rakitan di Afghanistan selatan pada hari itu, kata pernyataan ISAF.

Dalam pernyataan terpisah, pasukan itu menyatakan tentara lain tewas akibat serangan pejuang di Afghanistan barat pada hari itu. Persekutuan itu tidak merinci kejadian tersebut dan tidak mengungkapkan kebangsaan mereka, sejalan dengan kebijakannya.

Sedikit-dikitnya, 711 tentara asing tewas di Afghanistan pada tahun ini, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka laman mandiri iCasualties.org. 2010 menjadi tahun jauh paling berdarah bagi pasukan asing dalam sembilan tahun pertempuran melawan Taliban. Pada 2009, 521 dari mereka tewas di negeri terkoyak perang tersebut.

Sekitar 140 ribu tentara asing, sebagian besar dari Amerika Serikat berada di Afghanistan untuk mendukung pemerintahan Hamid Karzai. Sejak 2001, lebih dari 2.280 tentara asing tewas di Afghanistan, termasuk 1.444 dari Amerika Serikat, 348 Inggris, 154 Kanada dan 52 Prancis, 45 Jerman, 39 Denmark, 34 Italia, 30 Spanyol, 25 Belanda, dan sisanya dari negara lain, kata icasualties.org.

Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung. NATO menghadapi kemunduran besar di Afghanistan saat Gedung Putih memecat Jenderal Amerika Serikat Stanley McChrystal, yang mengecam presiden dan penasehat utama dalam wawancara dengan sebuah majalah.

Perpecahan muncul di persekutuan 46 negara itu saat berusaha memadamkan perlawanan sembilan tahun Taliban, dengan utusan khusus Inggris memperpanjang cuti, korban meningkat dan laporan bahwa Amerika Serikat "tanpa sengaja" mendorong panglima perang.

Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen dalam wawancara dengan surat kabar Spanyol terbitan pekan kedua September menyatakan pasukan Barat tidak akan ditarik dari Afghanistan pada 2011, namun secara bertahap mengalihkan tanggung jawab untuk menjaga keamanan kepada pihak Afghanistan jika keadaan memungkinkan.

NATO mempertimbangkan pelatihan tentara dan polisi Afghanistan sebagai unsur penting sebelum pasukan asing itu pada akhirnya ditarik. Di tengah tekanan berat melawan Taliban, Presiden Afghanistan Hamid Karzai menggandakan upaya membawa pejuang itu ke meja perundingan untuk rujuk bangsa.

Pemimpin NATO menyetujui rencana memulai pemberian tanggung jawab keamanan kepada tentara Afghanistan pada awal tahun depan dan memenuhi napsu Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk memberikan wewenang penuh kepada pemerintahnya pada 2014.

Pejabat NATO bersikeras bahwa peralihan tidak menjadi percepatan keluar dari Afghanistan, namun perang sudah sangat tidak disukai di Eropa dan pemerintah berada di bawah tekanan dari pemilihnya untuk memulangkan tentara mereka. Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menghadapi penolakan dari pemerintahannya dan Republiken, yang baru-baru ini menguasai Kongres.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2013. Berita Menarik - All Rights Reserved
Design by Gusti Putu Adnyana Powered by idblogsite.com