Banyak Perempuan Tak Siap Hadapi Malam Pertama

Malam pertama harusnya menjadi pengalaman indah bagi perempuan yang baru menikah. Tapi nyatanya tidak semua perempuan siap menjalani malam pertama karena masalah disfungsi seksual. Sebelum menikah, sebaiknya perempuan mengukur dulu apakah dirinya punya gangguan masalah seksual.

"Jadi hati-hati perempuan yang mau menikah. Itu jangan disangka semuanya enak, karena ternyata seperlima atau 19,1 persen bermasalah disfungsi seksual," ujar Dr. dr. I Putu Gede Kayika, SpOG.

Hal ini disampaikan Dr. dr. I Putu Gede Kayika, SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM dalam acara sidang promosi Doktor dengan disertasi berjudul 'Penentuan Indeks Prediksi Disfungsi Seksual pada Perempuan Pengantin Baru' di FKUI, Jakarta, Selasa (12/7/2011).

Menurut Dr Kayka, penyebab disfungsi seksual pengantin baru wanita kebanyakan karena trauma seksual dan depresi. Padahal kesehatan seksual sangat penting sejak awal pernikahan, karena gangguan seksual pada masa tersebut dapat menjadi pengalaman buruk yang bisa berdampak pada kualitas hubungan dan keharmonisan rumah tangga.

Sebaiknya perempuan mengenali adanya disfungsi seksual pada dirinya sebelum menjadi pengantin baru agar masalah seksual yang timbul setelah menikah dapat dicegah.

"Karena orang yang mau menikah kan harus terpapar, langsung 'main'. Kalau sakit dipaksakan bagaimana. Nanti dia akan berpikiran bahwa seks itu tidak enak padahal seharusnya seks itu sangat enak," ujar Dr. Kayika.

Dari sekian faktor yang diteliti menjadi penyebab disfungsi seksual wanita pengantin baru seperti pengalaman berhubungan seksual, pengalaman masturbasi, ciuman, kecemasan dan faktor fisik ternyata yang paling penting adalah akibat trauma seksual dan depresi.

Trauma seksual adalah suatu peristiwa yang berkaitan dengan seksualitas yang membekas atau membebani penderita, misalnya ada peristiwa pemerkosaan atau pelecehan di masa lalu yang belum bisa dilupakan.

Menurut Dr Kayika, disfungsi seksual pada perempuan bisa digolongkan menjadi empat, yaitu:
Gangguan dorongan seksual (libido atau desire)
Gangguan dalam bangkitan seksual (arousal), terjadi jika perempuan tidak mudah dibangkitkan gairah seksualnya meski sudah dirangsang
Gangguan orgasme yang terjadi pada perempuan yang tidak bisa merasakan orgasme
Gangguan nyeri seksual

"Jadi kalau menderita salah satunya, itu termasuk gangguan disfungsi seksual," jelas pria kelahiran Denpasar, Bali ini.

Untuk menentukan penyebab utama disfungsi seksual pada perempuan tersebut, Dr. Kayika telah melakukan penelitian pada 94 calon pengantin baru yang terdaftar di KUA (Kantor Urusan Agama) Jakarta Utara dan Pusat dan terus mengikutinya hingga 3 bulan pernikahan.

Hasilnya, berdasarkan kuesioner FSFI (Female Sexual Function Index) serta memperhitungkan adanya di-stress pribadi, ditemukan insiden disfungsi seksual perempuan pengantin baru sebesar 19,1 persen.

Untuk itu, Dr. Kayika menyarankan sebaiknya perempuan yang akan menikah jika menemukan masalah dengan trauma dan depresi, dapat berdiskusi dengan dokter ahlinya, seperti psikiater atau dokter kandungan (obgin).

Kalau bisa lanjut Dr Kayka sebelum menikah perempuan sudah bisa mengukur dulu apakah memiliki faktor-faktor penyebab disfungsi seksual, seperti trauma dan depresi, yang bisa menjadi masalah kelak ketika sudah menikah.

detikhealth.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2013. Berita Menarik - All Rights Reserved
Design by Gusti Putu Adnyana Powered by idblogsite.com