Journal of Cosmology edisi khusus merinci misi ke Mars yang menyentuh banyak kalangan. Dalam sebuah bab berjudul 'Sex on Mars', Dr. Rhawn Joseph dari Brain Research Laboratory di California membahas segala hal dari kondisi sosial yang akan mendorong astronot untuk dapat melakukan hubungan seksual, sehingga memungkinkan bayi pertama lahir di planet lain.
Dr. Joseph mengatakan sangat memungkinkan hubungan seks di luar angkasa yang dilakukan para astronot. Meskipun ada efek anti-gravitasi menurutnya hubungan seks tetap bisa dilakukan. Kebutuhan biologis menurutnya tetap akan selalu muncul karena manusia adalah makhluk yang butuh seks.
"Manusia adalah makhluk seksual. Mereka sering memikirkan seks. Jadi jika Anda berada dalam perjalanan ke Mars, itu akan menjadi gelap, akan ada dalam periode isolasi yang panjang dan tidak banyak yang dapat dilakukan. Ada kemungkinan bahwa itu (hubungan seks) akan terjadi," jelas Dr. Joseph, seperti dilansir Foxnews, Jumat (22/7/2011).
Jurnal tersebut memperkirakan bahwa secara keseluruhan sebuah ekspedisi Mars akan menghabiskan waktu setidaknya 2 tahun, yaitu 9 bulan untuk melakukan perjalanan ke 'Planet Merah', lalu setidaknya 3 bulan untuk tetap disana untuk belajar dan kemudian 9 bulan untuk kembali ke bumi.
"Ini adalah waktu yang panjang untuk sebuah perjalanan dan ikatan emosional antar astronot cenderung akan terbentuk. Dan akan tidak bijaksana untuk tidak mengantisipasi mereka bekerja pada ikatan," jelas Dr. Joseph.
Secara resmi, tidak ada astronot yang mengatakan pernah melakukan hubungan seks di luar angkasa. Menurut Dr. Joseph, ia mendengar desas-desus tentang adanya kesepakatan bagi pasangan menikah di International Space Station. Karena itu, Dr. Joseph hanya mengacu pada banyak penelitian tentang skenario kondisi di Bumi yang serupa dengan angkasa yakni antartika.
"Antartika adalah sebanding dengan luar angkasa. Disana sangat dingin dan orang akan menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan. Jadi NASA (National Aeronautics and Space Administration) dan banyak orang berpikir, Antartika analog dengan perjalanan menuju Mars," jelas Dr. Joseph.
Dan menurutnya, banyak peneliti yang pergi ke Antartika dengan kondisi yang sangat 'bermusuhan' tapi kemudian ada peneliti wanita yang hamil. "Itu hanya bagian dari perilaku yang normal," kata Dr. Joseph.
Jika astronot melakukan hubungan seks, apakah mungkin terjadi kehamilan dan kelahiran?
Dalam bab tersebut merinci adanya kemungkinan efek anti-gravitasi pada menstruasi dan kesuburan, serta pentingnya seorang anak lahir di Mars. Tidak berbeda dengan 'Stranger in a Strange Land', buku tahun 1961 tentang manusia yang dibesarkan di Mars, Dr. Joseph percaya bahwa jika memungkinkan melahirkan di planet merah, dan kemudian melihat perkembangan 'Martians' atau manusia Mars pertama.
"Di Mars cahaya akan menjadi berbeda, gravitasi akan berbeda, itu suasana yang sama sekali berbeda. Jadi jika Anda meletakkan bayi di Mars, mereka akan beradaptasi dengan berbagai tingkat lingkungan baru," jelas Dr. Joseph.
detikhealth.com
Posting Komentar