Al-Qur'an dan Sains: Bentuk Bulat Bumi

Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Pada masa lalu, keyakinan yang menjadi pendapat umum pada saat itu, menyatakan bahwa bumi mempunyai batasan akhir yang sekiranya manusia melewati batas itu, ia akan jatuh ke luar angkasa. 

Namun lama kemudian, ternyata keyakinan mereka bertentangan dengan realitas yang mereka temukan sendiri. Mereka mendapatkan, ketika seseorang berjalan dan terus menelusuri semua permukaan bumi, dia tidak bisa terlepas dari luar lingkup permukaan bumi dan tidak terlempar ke luar angkasa.

Realitas yang mereka dapatkan ini, mendorong mereka untuk berpikir dan melakukan penelitian-penelitian berkenaan dengan bentuk sebenarnya dari bumi yang mereka huni. Bukti-bukti yang mereka dapatkan menunjukkan bahwa bumi, ternyata berbentuk bulat. 

Salah satu dari bukti yang mereka dapatkan adalah bagian atas kapal laut yang terlihat lebih dahulu daripada bagian bawahnya. Mereka berpikir, kalau sekiranya bumi tidak berbentuk bulat, maka ke dua bagian akan terlihat dalam waktu yang bersamaan. Bukti lain yang mereka dapatkan adalah lengkungan langit yang akan terlihat bulat pada jarak terjauh dari yang dapat dilihat oleh mata mereka di atas permukaan lautan.

Demikianlah, pengetahuan manusia tentang bentuk bumi, mengalami perkembangan. Dan dengan kemajuan teknologi luar angkasa dan satelit, para ilmuwan telah berhasil mengambil gambar sesungguhnya dari planet bumi. Gambar yang berhasil mereka ambil, membuktikan bahwa bumi memiliki bentuk lonjong seperti bentuk telur yang mendekati bulat. 

Mereka tidak mengetahui, bahwa Al-Qur'an telah menyatakan hal yang sama sejak 14 abad yang lalu. Dalam salah satu ayatnya yang terdapat dalam surah An-Nazi’at ayat 30, Allah SWT berfirman: “Dan bumi setelah itu dihamparkan-Nya.”

Maksudnya, Allah telah menciptakan bumi dengan membentangkannya dalam bentuk seperti lonjong telur, yang memiliki dua bagian atau dua kutub yang berbeda sifatnya, antara bagian atas dan bagian bawahnya. Bentuk bumi serupa dengan bentuk telor ini, di mana bumi terdiri dari dua kutub, yaitu kutub selatan dan kutub utara. Masing-masing kutub, kondisinya berbeda dari yang lainnya.

Ungkapan ‘setelah itu’ dalam ayat di atas, juga mengisyaratkan adanya peristiwa alamiah yang mendahului pembentangan bumi, yaitu penciptaan inti bumi dan lapisan-lapisannya.



globalmuslim.web.id
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2013. Berita Menarik - All Rights Reserved
Design by Gusti Putu Adnyana Powered by idblogsite.com